Penentuan ukuran lot gabungan antara pembeli tunggal dan pemasok tunggal menggunakan vendor managed inventory (vmi) untuk meminimasi total biaya persediaan produk cole style cfm79 di PT. Mulia Knitting Factory
Penerbit : FTI - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2016
Pembimbing 1 : Docki Saraswati
Pembimbing 2 : Sumiharni Batubara
Subyek : Internet (Computer network);Industrial engineering
Kata Kunci : lot, inventory cost total, economic order quantity (eoq), economic production quantity (epq), vendor
Status Posting : Published
Status : Tidak Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2016_TA_STI_06312006_Halaman-Judul.pdf | ||
2. | 2016_TA_STI_06312006_Lembar-Pengesahan.pdf | ||
3. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-1_Pendahuluan.pdf | ||
4. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf |
|
|
5. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf |
|
|
6. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf |
|
|
7. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-5_Pengolahan-Data.pdf |
|
|
8. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-6_Analisis-Hasil.pdf |
|
|
9. | 2016_TA_STI_06312006_Bab-7_Kesimpulan-dan-Saran.pdf | ||
10. | 2016_TA_STI_06312006_Daftar-Pustaka.pdf | ||
11. | 2016_TA_STI_06312006_Lampiran.pdf |
|
P PT. Mulia Knitting Factory merupakan perusahaan industri tekstil. Proses produksiperusahaan mulai dari proses perajutan (knitting), pemutihan (bleaching), pencelupan danpenyempurnaan (finishing) hingga pakaian jadi (garment). Produk yang dihasilkan olehPT. Mulia Knitting Factory adalah kain rajut, pakain dalam rajut, T-Shirt, dan Polo Shirt(untuk pria, wanita, dan anak-anak). PT. Mulia Knitting Factory merupakan pemasokpakaian dalam untuk PT. Matahari Department Store Tbk. Permasalahan yang terjadi padaPT. Mulia Knitting Factory yaitu terdapat penumpukan barang jadi, karena permintaan PT.Matahari Department Store Tbk tidak sesuai dengan ukuran lot produksi pada PT. MuliaKnitting Factory. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menentukan ukuranlot gabungan optimal antara PT. Mulia Knitting Factory dengan PT. Matahari DepartmentStore Tbk berdasarkan total biaya persediaan minimum.Dalam upaya mengurangi persediaan, PT. Mulia Knitting Factory membuatperjanjian jangka panjang dengan PT. Matahari Department Store Tbk. Model persediaanyang digunakan yaitu model Economic Order Quantity (EOQ) untuk pembeli, modelEconomic Product Quantity (EPQ) untuk pemasok, dan model gabungan Vendor ManagedInventory (VMI). Berdasarkan hasil perhitungan, pada kondisi awal, ukuran lot pembeliadalah sebesar 3.063 lusin/tahun, dengan total biaya persediaan sebesar Rp 46.584.515,-/tahun. Ukuran lot pemasok adalah sebesar 3.124 lusin/tahun, dengan total biaya persediaansebesar Rp 12.608.227,-/tahun. Maka, total biaya persediaan untuk pembeli dan pemasokpada kondisi awal sebesar Rp 59.192.743,- /tahun. Dengan menerapkan model usulan EOQ untuk pembeli, ukuran lot pembeli adalahsebesar 1.204 lusin/tahun, dengan total biaya persediaan sebesar Rp 18.906.221,- /tahun.Model usulan EPQ untuk pemasok, ukuran lot produksi adalah sebesar 8.176 lusin/tahun,dengan total biaya persediaan sebesar Rp 11.202.902,- /tahun. Maka, total biaya persediaanuntuk pembeli dan pemasok pada model usulan EOQ dan EPQ adalah sebesar Rp30.109.122,- /tahun. Penerapan model usulan VMI, ukuran lot gabungan antara pembelidan pemasok adalah sebesar 1.676 lusin/tahun, dengan total biaya persediaan gabungansebesar Rp 26.334.044,- /tahun. Dengan demikian, model usulan terbaik berdasarkan totalbiaya persediaan minimum adalah model VMI dengan total penghematan biaya untukpembeli adalah sebesar Rp 27.938.875,- atau sama dengan penurunan biaya sebesar59,97% dari kondisi awal. Dan untuk pemasok, total penghematan biaya adalah sebesar Rp4.919.824,- atau sama dengan penurunan biaya sebesar 39,02% dari kondisi awal.
P PT. Mulia Knitting Factory is an industrial company textiles. Company productionprocess is started from the process of knitting (knitting), whitening (bleaching), immersion,and refinement (finishing) up being clothes (garment). The product produced by PT. MuliaKnitting Factory is a knit fabric, knit underwear, T-Shirt, and Polo Shirt (for men, women,and children). PT. Mulia Knitting Factory is a vendor of underwear for PT. MatahariDepartment Store Tbk. Problem happens in PT. Mulia Knitting Factory is there isaccumulation of finishing goods, because of requesting PT. Matahari Department StoreTbk no in accordance with production lot sizes in PT. Mulia Knitting Factory. The purposewants to be achieved of this research is determining the optimal size of many jointsbetween PT. Mulia Knitting Factory with PT. Matahari Department Store Tbk based on theminimum inventory cost total.In effort reduces inventory, PT. Mulia Knitting Factory makes long-term agreementwith PT. Matahari Department Store Tbk. The inventory model used is Economic OrderQuantity (EOQ) for buyer, model Economy Product Quantity (EPQ) for vendor, and jointmodel Vendor Managed Inventory (VMI). The result of the calculation, on initialcondition, the lot size of buyer is 3.063 dozen/year, by inventory cost total is Rp46.584.515,- /year. Vendor lot size is 3.124 dozen/year, by inventory cost total is Rp12.608.227,- /year. Thus, the inventory cost total for buyer and vendor at initial conditionis Rp 59.192.743,- /year. By applying the proposed model EOQ for the buyer, the lot size of buyer is 1,204dozen/year, with inventory cost total is Rp 18.906.221,- /year. EPQ proposed model forvendor, production lot size is 8176 dozen/year, with inventory cost total is Rp 11.202.902,-/year. Thus, inventory cost total for buyer and vendor on the proposed model EOQ andEPQ is Rp 30.109.122,- /year. Implementation of the proposed model VMI, joint lot size ofbuyer and vendor is 1.676 dozen/year, with joint inventory cost total is Rp 26.334.044,-/year. Thus, the best proposed model based on the minimum inventory cost total is a modelVMI with the cost savings total for buyer is Rp 27.938.875,- or the same as a decrease incost of 59.97% of the initial condition. And for vendor, the cost savings total is Rp4.919.824,- or the same as a decrease in cost of 39.02% of the initial condition.