Usulan penentuan kesesuaian tarif kereta rel listrik commuter line jalur jakarta kota – bogor sesuai ability to pay dan willingness to pay
Penerbit : FTI - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
Pembimbing 1 : Pudji Astuti
Subyek : Railroads - Electrification
Kata Kunci : fare, ability to pay, willingness to pay, satisfaction & importance level  
Status Posting : Published
Status : Tidak Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2015_TA_STI_06311075_Halaman-Judul.pdf | ||
2. | 2015_TA_STI_06311075_Lembar-Pengesahan.pdf | ||
3. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-1_Pendahuluan.pdf | ||
4. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf |
|
|
5. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf |
|
|
6. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf |
|
|
7. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-5_Pengolahan-Data.pdf |
|
|
8. | 2015_TA_STI_06311075_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf | ||
9. | 2015_TA_STI_06311075_Daftar-Pustaka.pdf | ||
10. | 2015_TA_STI_06311075_Lampiran.pdf |
|
P Pesatnya pertumbuhan penduduk Jabodetabek menimbulkan kebutuhan sarana alat transportasi massal KRL Commuter line yang memiliki kapasitas penumpang yang banyak untuk dapat memenuhi kebutuhan permintaan yang tinggi. Dalam menyeimbangi peningkatan kapasitas penumpang yang terus menerus meningkat, PT. KAI membutuhkan penyediaan sarana pelayanan dan fasilitas yang cukup pula. Faktor eksternal terhambatnya peningkatan operasional KRL Commuter line adalah masalah dana subsisi dari pemerintah yang dianggap masih kurang karena permintaan yang tinggi dari penumpang sehingga ketentuan tarif rendah yang diinstruksikan oleh pemerintah masih sulit untuk direalisasikan.Dalam menjawab permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi penumpang terhadap tarif dan pelayanan KRL terlebih dahulu yang sudah ada saat ini, baru kemudian mengevaluasi servis yang ditawarkan oleh pihak perusahaan. Penelitian ini juga memperhatikan kemampuan membayar (Ability to Pay/ATP) dan kesediaan membayar (Willingness to Pay/WTP) dari masyarakat yang menjadi perdebatan bersama pihak yang berkepentingan seperti pemerintah sebagai regulator dan perusahaan PT.KAI, sehingga didapatkan usulan kesesuaian tarif KRL berdasarkan kemampuan dan kemauan penumpang dalam membayar tarif.Pengumpulan data dengan cara observasi dan penyebaran kuesioner dengan mengambil sampel dari populasi penumpang sebanyak 150 responden yang berada di stasiun maupun dalam gerbong KRL Commuter line jalur Jakarta Kota-Bogor, dengan rata-rata jumlah penumpang setiap harinya sebesar 700.000 orang. Penelitian memperhitungkan besaran load factor penumpang yang dapat diangkut kedalam sepuluh gerbong kereta dengan rata-rata kapasitas sebanyak 2080 penumpang. Penelitian juga menyertakan analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang dirasakan penumpang dari pelayanan KRL Jabodetabek yang menghasilkan gap antara realisasi dan harapan penumpang.Hasil penelitian yang menunjukkan rata-rata ATP penumpang sebesar Rp 3.303,92 dan WTP sebesar Rp 4.856,97 berdasarkan karaktertistik penumpang yang ada masih berada di bawah nilai tarif KRL yang berlaku saat ini. Usulan tarif baru untuk transportasi KRL Commuter line jalur Jakarta-Bogor yang sesuai berdasarkan ATP dan WTP menghasilkan nilai tarif sebesar Rp 5.500 dengan load factor 100%. Tarif usulan tersebut juga memberikan keuntungan sebesar 10% bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada penumpang kedepannya.
R Rapid growth of Jabodetabek population cause the needs KRL Commuter line mass transportation which has huge capacity to fulfil high passenger demand. In order to balance the increasing number of passengers, PT.KAI needs to provide adequate services and facilities. One of external factor which slows down the operational improvement of KRL Commuter line is the lack of subsidy fund from the government that has been causing lower ticket fare still difficult to be realized.In order to answer the existing problem, this research tries to identify passengers’ perception towards existing KRL’s ticket fare and service, and then evaluate the services provided by the company. This research also deliberately discuss about public ATP and WTP which appears to be a steady disagreement between interested parties like the government as regulator and PT.KAI, therefore a proper ticket fare recommendation could be proposed according to ability and willingness of the passengers to pay.Data has been collected by observation and questionnaire distribution to collect sample from 150 respondents at KRL Commuter line Jakarta Kota-Bogor stations or trains, which approximately have 700.000 passengers per day in average. Research also considers the passenger load factor of ten train carriages which have average capacity of 2080 passengers. This research also encloses passengers’ level of importance and satisfaction from services provided by KRL Jabodetabek which has gap between its expectation and realityResults based on passengers’ characteristics show that average ATP is Rp 3.303,92 and average WTP is Rp 4856,97 which still below the existing ticket fare. The recommendation of ticket fare for Jakarta-Bogor KRL Commuter line according to ATP and WTP is Rp 5.500,00 with 100% load factor. This ticket fare recommendation also gives about 10% profit to the company that could be used later for passengers service improvement.