DETAIL KOLEKSI

Penerapan metode six sigma, data mining, dan manajemen pengetahuan pada proses produksi spline collar/in di PT. Morita Tjokro Gearindo


Oleh : Tri Fajarwati Andari

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Dedy Sugiarto

Pembimbing 2 : Rina Fitriana

Subyek : Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : six sigma, dmaic, doe, data mining

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_STI_06310122_Halaman-Judul.pdf
2. 2014_TA_STI_06310122_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2014_TA_STI_06310122_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2014_TA_STI_06310122_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2014_TA_STI_06310122_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2014_TA_STI_06310122_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf
7. 2014_TA_STI_06310122_Bab-5_Pengolahan-Data-dan-Analisis-Hasil.pdf
8. 2014_TA_STI_06310122_Bab-6_Usulan-Perbaikan.pdf
9. 2014_TA_STI_06310122_Bab-7_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
10. 2014_TA_STI_06310122_Daftar-Pustaka.pdf
11. 2014_TA_STI_06310122_Lampiran.pdf

P PT. Morita Tjokro Gearindo merupakan perusahaan manufaktur yang menjalankan usahanya dalam memproduksi gear dan mechanical parts. Perbaikan yang dilakukan oleh PT. Morita Tjokro Gearindo merupakan upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk yang berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat sigma perusahaan pada proses produksi spline collar/in, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil ukuran gerigi ZM3 spline collar/in dengan metode Design of Experiment (DOE), menentukan klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan dengan data mining, serta menghasilkan rancangan penerapan manajemen pengetahuan untuk penyebaran hasil perbaikan proses produksi spline collar/in. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan yang dihadapi PT. Morita Tjokro Gearindo adalah tingginya persentase cacat produk spline collar/in. Tingginya persentase cacat tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas, sehingga perlu dicari solusi atas permasalahan tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan six sigma yang meliputi tahapan DMAIC, yakni Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.Pada tahap define, dilakukan pemilihan produk yang menjadi penanganan masalah berdasarkan persentase cacat tertinggi, yaitu spline collar/in dengan persentase cacat sebesar 4,03%. Sedangkan, proses produksi yang menjadi penanganan masalah yaitu pada proses hobbing dan chamfering. Pada tahap measure, dilakukan identifikai dalam menentukan jenis cacat menggunakan diagram pareto, sehingga dapat diketahui bahwa permasalahan yang dominan yaitu cacat burry dan ukuran gerigi tidak sesuai. Selanjutnya, dilakukan pengukuran tingkat sigma pada kondisi awal, yaitu 3,48 sigma. Sedangkan, pada tahap analyze dilakukan analisa dengan menggunakan diagram ishikawa. Usulan perbaikan yang diimplementasikan adalah rancangan pembuatan alat bantu penghilang burry, penggunaan amplas untuk menghaluskan permukaan produk, pembuatan setting optimum mesin Kashifuji dengan DOE menggunakan faktorial 23, dan klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan dengan metode data mining. Pengaturan setting optimum mesin Kashifuji yang didapatkan adalah kecepatan putar (350 rpm), jenis cutter (1), dan feeding (2 mm). Sedangkan, klasifikasi faktor penentu terjadinya kecacatan adalah faktor feeding. Pada tahap control, dilakukan pengendalian proses hobbing dan chamfering dengan menggunakan Standard Operating Procedure (SOP). Selain itu, dilakukan pula pengukuran kembali tingkat sigma setelah implementasi. Tingkat sigma perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,67 menjadi 4,15 sigma. Pengetahuan yang didapat berdasarkan perbaikan yang telah dilakukan, disebarluaskan menggunakan penerapan manajemen pengetahuan.

P PT. Morita TjokroGearindo was a manufacturing company which carries on business in producing gears and mechanical parts. Improvement made by PT. Morita TjokroGearindo was an effort to meet customer satisfaction by producing quality products.The purpose of this research was to determine the level of sigma companies in the production process of the spline collar/in, knowing the factors that affect the result of the size of the ZM3 Spline collar/in serrations using Design Of Experiment (DOE) method, determine the classification of the deciding factor of defect using data mining, and generate design knowledge management application for spreading the production process improvement product spline collar/in.Based on the research, the problem of PT. Morita Tjokro Gearindo wasthe high percentage of defective product spline collar/in. The high percentage of the defects can caused loss of quality,so it was necessary to find solutions for the problem.In this research,problem solving has been done using Six Sigma approach that includes DMAIC phases, namely Define, Measure, Analyze, Improve, and Control. In the define phase, selection of products that become a problem was been done based on highest defect percentage, that was spline collar/in with defect percentage of 4,03%. Meanwhile, production process that become a problem is at hobbing and chamfering process. In the measure phase, identification was been done in determining the types of defects using Pareto diagram, so it can be known that the dominant problems are burry defect and serration size does not fit. Furthermore, sigma level measured on the initial conditions, that was 3.48 sigma. Meanwhile, in the analyze phase analysis done used Ishikawa diagrams. The improvement proposal that implemented was making design of burry remover tools, use sandpaper to smooth the surface of the product, made the optimum setting of Kashifuji machine by DOE using 23 factorial experiment and the classification of the deciding factor of defect using data mining. The optimum setting of Kashifujimachine that obtained wasrotational speed (350 rpm), the type of cutter (1), and feeding (2 mm). Meanwhile,the classification of the deciding factor of defect is feeding factor. In control phase, conducted hobbing and chamfering process control using the Standard Operating Procedure (SOP). In addition, also conducted remeasurement sigma level after implementation. Sigma level of the company increased by 0,67 becomes to 4.15 sigma. Knowledge gained by the improvements made, has been distributed using the application of knowledge management.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?