T Tiga tahun yang lalu, pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap industri perhotelan. Salah satunya di hotel XYZ, Tebet, Jakarta Selatan dengan beberapa permasalahan yang terjadi yaitu jumlah pengunjung yang tidak tercapai, persediaan bahan baku yang expired sehingga terdapat cost yang harus di tanggung oleh perusahaan serta karyawan dihentikan. Di karenakan revenue yang didapatkan tidak sebanding dengan cost yang dikeluarkan. Hal ini menjadi bahan pertimbangan untuk membuat penelitian di hotel XYZ dengan merancang strategi agar hotel dapat bertahan di masa pandemi COVID-19. Dengan menggunakan indeks AR untuk menilai agility dan resilience perusahaan dan supply chain masing – masing. Metode House of Risk (HOR) yang terbagi 2 fase dilakukan untuk merancang strategi. Nilai implementasi gabungan dalam AR indeks bernilai 3.548 yang menunjukkan bahwa hotel XYZ sudah cukup menerapkan praktik agile dan resilience. Hasil model House of Risk (HOR) fase 1 penyebab risiko yang paling tinggi yaitu stok bahan baku yang masih tersedia dengan nilai ARP 648. Dan model House of Risk (HOR) fase 2 tindakan PA1 dengan tindakan mitigasi berupa pemesanan bahan baku dikurangi saat COVID-19 dengan nilai Tek sebesar 10530. Hasil tahap – tahap dari supply chain resilience digunakan dengan menyesuaikan indikator dari manufaktur kepada jasa yang sesuai dengan Food & Beverage di hotel XYZ.