Studi laboratorium lumpur pemboran dengan shale inhibitor polyamine polimer dan kcl polimer pada air asin di berbagai temperatur

DETAIL KOLEKSI

Studi laboratorium lumpur pemboran dengan shale inhibitor polyamine polimer dan kcl polimer pada air asin di berbagai temperatur

Oleh : Carolyn Rose Meier

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2025

Pembimbing 1 : Onnie Ridaliani Prapansya

Pembimbing 2 : Ridha Husla

Kata Kunci : Drilling Mud, Temperature, Polyamine polymer, KCl polymer, High Performance Water-Based Mud, Inhibit

Status Posting : Published

Status : Lengkap

File Repositori

No.	Nama File	Hal.
1.	2025_SK_STP_071001800027_Halaman-Judul.pdf	16
2.	2025_SK_STP_071001800027_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf	1
3.	2025_SK_STP_071001800027_Surat-Hasil-Similaritas.pdf	1
4.	2025_SK_STP_071001800027_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf	1
5.	2025_SK_STP_071001800027_Lembar-Pengesahan.pdf	1
6.	2025_SK_STP_071001800027_Pernyataan-Orisinalitas.pdf	1
7.	2025_SK_STP_071001800027_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf	1
8.	2025_SK_STP_071001800027_Bab-1.pdf	4
9.	2025_SK_STP_071001800027_Bab-2.pdf	19
10.	2025_SK_STP_071001800027_Bab-3.pdf
11.	2025_SK_STP_071001800027_Bab-4.pdf
12.	2025_SK_STP_071001800027_Bab-5.pdf
13.	2025_SK_STP_071001800027_Daftar-Pustaka.pdf	3
14.	2025_SK_STP_071001800027_Lampiran.pdf

Abstrak
Abstract

L Lumpur memiliki beragam fungsi yang mendukung kelancaran dan keberhasilan proses pemboran, mulai dari mengangkat cutting ke permukaan hingga menjaga stabilitas lubang bor. Penelitian ini berfokus pada pengembangan dan pengujian shale inhibitor pada air asin, sebuah aspek penting dalam manajemen lumpur pemboran, terutama ketika berhadapan dengan formasi shale yang sensitif terhadap air. Shale inhibitor berfungsi untuk mencegah interaksi negatif antara air dalam lumpur pemboran dengan shale, yang dapat menyebabkan pembengkakan, ketidakstabilan lubang bor, dan berbagai masalah operasional lainnya. Dengan memahami penggunaan shale inhibitor pada air asin, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan operasi pemboran, terutama di wilayah dengan formasi shale yang dominan.Dalam proses pemboran sering melewati formasi yang mengandung reaktif clay maupun shale yang dapat menyebabkan terjadinya problem swelling clay dan rusaknya formasi. Saat ini sudah terdapat jenis lumpur pemboran yang berbahan dasar air atau High Performance Water Based â€“ Mud (HPWBM) seperti lumpur KCl polymer dan Polyamine.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental yang dilaksanakan di laboratorium. Lumpur dipanaskan di temperatur 80 ËšF, 200 ËšF, dan 250 ËšF selama 16 jam menggunakan hot roller, setelah itu dilanjutkan dengan pengujian densitas dengan mud balance, viskositas dengan marsh funnel, rheologi lumpur dengan fann VG rheometer, serta filtration loss, mud cake, dan pH dengan filter press yang menggunakan kertas whattman sebagai kertas penyaring.Komposisi sampel lumpur di temperatur 80 ËšF, 200 ËšF, dan 250 ËšF disamakan untuk mengetahui perbandingan kinerja lumpur pada ketiga suhu tersebut. Hasil pengamatan sampel lumpur polyamine polimer dan KCl polimer mendapatkan nilai sifat fisik yang menurun disebabkan oleh peningkatan temperatur. Agar spesifikasi sampel lumpur di suhu tinggi setelah dipanaskan dapat terpenuhi dapat dilakukan treatment penambahan aditif. Untuk meningkatkan densitas dilakukan penambahan barite, viskositas dengan bentonite, rheologi dengan XCD dan PHPA, filtration loss dan mud cake dengan PAC LV, serta untuk menstabilkan pH dengan KOH.

M Mud has various functions that support the smooth and successful drilling process, ranging from lifting cuttings to the surface to maintaining hole stability. This research focuses on the development and testing of shale inhibitors in brine, an important aspect of mud management, especially when dealing with shale formations that are sensitive to water. Shale inhibitors function to prevent negative interactions between the water in drilling mud and shale, which can cause swelling, hole instability, and various other operational issues. By understanding the use of shale inhibitors in brine, it is hoped that the efficiency and safety of drilling operations can be improved, especially in areas with dominant shale formations.During drilling, formations containing reactive clay or shale are often encountered, which can lead to swelling clay problems and formation damage. Currently, there are types of drilling mud based on water, such as High-Performance Water-Based Mud (HPWBM), including KCl polymer and Polyamine-based mud.The research was conducted using an experimental method carried out in the laboratory. The mud was heated at temperatures of 80 ËšF, 200 ËšF, and 250 ËšF for 16 hours using a hot roller, followed by density testing using a mud balance, viscosity using a Marsh funnel, mud rheology using a Fann VG rheometer, as well as filtration loss, mud cake, and pH using a filter press with Whatman filter paper.The composition of mud samples at temperatures of 80 ËšF, 200 ËšF, and 250 ËšF was standardized to compare the mud performance at these three temperatures. The results of observing the polyamine polymer and KCl polymer mud samples showed a decrease in physical properties due to the increase in temperature. To meet the specifications of the high-temperature mud samples after heating, additive treatments can be applied. To increase density, barite is added, viscosity with bentonite, rheology with XCD and PHPA, filtration loss and mud cake with PAC LV, and to stabilize the pH, KOH is used.