Pengembangan unit pengolahan air limbah kantin menggunakan kombinasi biofilter dan metode subsurface constructed wetland multilayer filtration tipe aliran vertikal dengan menggunakan tanaman akar wangi : tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
A Air limbah dari kantin merupakan air limbah domestik yang memiliki konsentrasi bahan organik yang tinggi sehingga perlu diolah sebelum dibuang agar tidak mencemari perairan. Pengolahan air Iimbah Kantin di SMA diawali dengan bak pengumpul dan bakaerasi, kemudian dipompakan kedalam dua reaktor yakni unit SubsurfaceConstructed Wetland Multi/ayers Filtration Tipe Aliran Vertikal dengan Tanaman Akar Wangi (SWC-MLF) clan unit Multi layers Filtration Tipe Aliran Vertikal (MLF) tanpa tanaman sebagai kontrol. Tujuan penelitian ini adalahmenguji efektivitas tanaman akar wangi dalam pengolahan air Iimbah dengan unit subsurface constructed wetland multi/ayers filtration tipe aliran vertikal dengan tanaman akar wangi agar memenuhi baku mutu air limbah domestik sebelum dilepaskan ke badan air. Metodologi penelitian adalah menganalisis kualitas air Iimbah kantin, mengukur debit air limbah yang dihasilkan, mendesain Instlasi. Pengolahan Air Limbah (IPAL) kantin, aklimatisasi tanaman pemindahan tanaman pada reaktor dan menganalisa kualitas air limbah kantin hasil pengolahan. Debit air Iimbah yang masuk ke unit pengolahan adalah 6,9615 m3/hari. Waktu tinggal dalam unit SCW-MLF adalah 17,7 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi tunak COD organik loading padaunit SWC-MLFadalah 917,08-4.126,84 kgCOD/Ha/Hari untuk efisiensi pengolahan berkisar 69,2 - 80,0%, BOD organik loading 309,78-850,73kg BOD/Ha/hari untuk efisiensi pengolahan 61,2-70,8%. Efisiensi pengolahan TKNl0,4- 77,1%, TP 45,7-76,5% serta minyak dan lemak 33,0-78,4%.Nilai K pada unit SWC-MLF berkisar 0,55- 0,71 m/hari untuk BOD, 0,57 - 0,89 m/hari untuk COD, 0,35 - 0,98 m/hari untuk TKN, 0,08 - 0, 79 m/hari untuk TP. Konsentrasi air lim bah dari outlet IP AL telah sesuai dengan baku mutu air limbah domestik Pergub DKI Jakarta No. 112 Tahun 2005. Dari hasil penelitian juga diketahui pengaruh adanya tanaman akar wangi terhadap penyisihan TKN dan TP. Penyisihan TKN pada unit SCW-MLF dapat terjadi karena proses ammonifikasi. diikuti nitrifikasi, asimilasi, fiksasi. Sedangkan pada unit MLF hanya terjadi proses ammonifikasi diikuti nitrifikasi dan fiksasi karena proses asimilasi hanya terjadi dengan adanya tanaman. Hal ini yang menyebabkan efisiensi penyisihan TKN SCW-MLF lebih tinggi jika dibandingkan dengan MLF.