DETAIL KOLEKSI

Analisis tebal lapis perkerasan kaku pada jalan tol Serang-Panimbangan Banten


Oleh : Paula Jusi Dediana

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2022

Pembimbing 1 : Budi Hartanto Susilo

Subyek : Pavements;Roads

Kata Kunci : thick rigid pavement, toll road, Serang-Panimbangan, Banten

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2022_TA_STS_051001600107_Halaman-judul.pdf 9
2. 2022_TA_STS_051001600107_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2022_TA_STS_051001600107_Bab1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2022_TA_STS_051001600107_Bab2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2022_TA_STS_051001600107_Bab-3_Metode-Penelitian.pdf
6. 2022_TA_STS_051001600107_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2022_TA_STS_051001600107_Bab-5_Kesimpulan.pdf
8. 2022_TA_STS_051001600107_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2022_TA_STS_051001600107_Lampiran.pdf

J Jalan Tol Serang-Panimbang merupakan jalan tol yang menghubungkan Serang dengan Tanjung Lesung, Banten yang memiliki panjang 83,677 km dan menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional. Jalan tol Serang-Panimbang diharapkan mampu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Banten karena dapat mempermudah mobilitas masyarakat dengan keberadaan jalan tol yang dapat membangun hubungan antar wilayah, mempersingkat waktu tempuh, dan meminimalisir tingkat kemacetan dalam kegiatan perekonomian maupun kegiatan lain. Dalam hal pembangunan jalan tol Serang-Panimbang diperlukan struktur perkerasan kaku (rigid pavement) sebagai antisipasi atas beban lalu lintas yang bekerja. Dengan perencanaan perkerasan kaku pada Jalan tol Serang-Panimbang diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada jalan tol sebelum jangka waktu penggunaan yang direncanakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Metode Analisis Komponen Bina Marga tahun 2003 dan Metode AASHTO 1993, dengan data yang dibutuhkan diperoleh dari instansi terkait. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: (1) Berdasarkan analisis perhitungan tebal perkerasan kaku dengan menggunakan metode Analisis Komponen Bina Marga tahun 2003 didapatkan tebal pelat beton yang diperlukan sebesar 240 mm atau sama dengan 24 cm. (2) Berdasarkan analisis perhitungan tebal perkerasan kaku dengan menggunakan metode AASHTO 1993 diperoleh tebal pelat beton yang diperlukan sebesar 317,5 mm atau setara dengan 32 cm. Pada masing-masing metode diperlukan lapis fondasi bawah sebesar 100 mm atau 10 cm. Perhitungan dengan menggunakan metode Analisis Komponen Bina Marga tahun 2003 menghasilkan tebal pelat beton yang lebih efisien.

T The Serang-Panimbang Toll Road is a toll road that connects Serang with Tanjung Lesung, Banten which has a length of 83,677 km and is part of the National Strategic Project. The Serang-Panimbang toll road is expected to be able to increase the economic growth of the people of Banten because it can facilitate community mobility with the existence of a toll road that can build relationships between regions, shorten travel time, and minimize congestion levels in economic activities and other activities. In the case of the construction of the Serang-Panimbang toll road, a rigid pavement structure is needed as an anticipation of the working traffic load. With rigid pavement planning on the Serang-Panimbang toll road, it is expected to minimize the occurrence of damage to the toll road before the planned period of use. The method used in this study refers to the 2003 Bina Marga Component Analysis Method and the 1993 AASHTO Method, with the required data obtained from the relevant agencies. The results obtained from this study, namely: (1) Based on the analysis of rigid pavement thickness calculations using the method of Highways Component Analysis in 2003, the required thickness of the concrete slab is 240 mm or equal to 24 cm. (2) Based on the analysis of rigid pavement thickness calculations using the 1993 AASHTO method, the required thickness of the concrete slab is 317.5 mm or equivalent to 32 cm. Each method requires a sub-base layer of 100 mm or 10 cm. Calculations using the 2003 Bina Marga Component Analysis method resulted in a more efficient concrete slab thickness.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?