Analisa neraca air Das Cibanten dengan menggunakan software Ribasim
D Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten merupakan salah satu DAS yang memiliki pengaruh untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten dan Kota Serang. DAS Cibanten memiliki luas wilayah 256,38 km² dengan sungai utamanya yaitu sungai Cibanten sepanjang 35 km. Pertambahan penduduk setiap tahun di daerah Serang dan sekitarnya mengakibatkan perubahan fungsi lahan dan peningkatan jumlah kebutuhan air RKI di wilayah DAS Cibanten. Perubahan penggunaan lahan di DAS Cibanten mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air. Untuk mengetahui terjadinya kekurangan air atau kelebihan air pada DAS Cibanten ini adalah dengan menggunakan konsep neraca air yang meliputi dua unsur utama yaitu ketersediaan air dan kebutuhan air. Selain itu untuk membantu dalam pembuatan skematisasi air beserta untuk pengambilan keputusan pengembangan dan upaya upaya yang digunakan jika terjadi kelebihan atau kekurangan air adalah dengan menggunakan software RIBASIM. Pengembangan sumberdaya air dibutuhkan untuk mendapat keseimbangan antara ketesediaan dan kebutuhan air untuk masa ini dan masa yang akan datang. Pada sepanjang tahun 2017 sebagai skenario awal keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air tidak terjadi hanya terjadi surplus dan defisit. Tetapi pada tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2022, 2027, 2032, 2037, dan 2042 dengan menambahkan upaya pembangunan waduk Sindang Heula keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air menjadi paling dominan terjadi daripada surplus maupun defisit Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk bahan referensi pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan sumber daya air.
C Cibanten Watershed is one of the watersheds that has the influence to meet water needs in Serang Regency and City. The Cibanten watershed has an area of 256.38 km² with its main river, which is the 35 km Cibanten River. Annual population growth in the Serang and surrounding areas has resulted in changes in land use and an increase in the number of RKI water needs in the Cibanten watershed area. Changes in land use in the Cibanten watershed result in reduced water catchment areas. To find out the occurrence of water shortages or excess water in the Cibanten watershed is to use the water balance concept which includes two main elements, namely water availability and water requirements. In addition to assisting in the making of schematization of water along with development decision making and efforts that are used if there is an excess or lack of water is to use RIBASIM software. Development of water resources is needed to get a balance between availability and water requirements for the present and future. During 2017 as the initial scenario the balance between availability and water needs does not occur, only a surplus and deficit occurs. But in the coming year, namely in the years 2022, 2027, 2032, 2037 and 2042, adding the effort to build the Sindang Heula reservoir, the balance between availability and water needs becomes the most dominant occurrence rather than surplus and deficit. Hopefully the results of this study can be used as reference material, consideration in planning and developing water resources.