DETAIL KOLEKSI

Arahan pengelolaan pedagang kaki lima dalam ruang kota (studi kasus: Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang)


Oleh : Dwina Chatlea

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Benny B. Suharto

Pembimbing 2 : Yayat Supriyatna

Subyek : Street vendor;Spatial

Kata Kunci : city space, street vendors, spatial

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_PW_08311010_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_PW_08311010_Bab-1.pdf
3. 2016_TA_PW_08311010_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_PW_08311010_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_PW_08311010_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_PW_08311010_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_PW_08311010_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_PW_08311010_Daftar-pustaka.pdf

J Jumlah PKL di Kota Tangerang mencapai 9.554 pada tahun 2015(Bantenprov.go.id). Jumlahnya meningkat ketika krisis moneter melanda,menjadikan keberadaan PKL sebagai permasalahan perkotaan yang akut dan perlumendapat perhatian. Keberadaan PKL memiliki potensi ekonomi namun sekaligusmerusak estetika kta, menghambat lalu lintas dan merampas hak pejalan kaki.Kondisi demikian salah satunya ditemui di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerangyang menjadi kecamatan penghubung Kabupaten – Kota dan memiliki kawasanindustri yang cukup mendominasi. Dikarenakan Pemerintah Kota Tangerangbelum memiliki ruang khusus untuk PKL (Disperindagkop Kota Tangerang),maka penelitian ini berupaya memberi konsep alternatif. Pendekatan penataanberdasar karakteristik jenis usaha dan fisik PKL. Metode analisis yang digunakanyaitu kualitatif dan statistik deskriptrif.Berdasarkan karakteristiknya, lokasi PKL di Kecamatan Karawaci dibagimenjadi beberapa jenis kelompok dagang. Yaitu, PKL kuliner, PKL makanan,PKL buah-buahan, PKL keperluan rumah tangga dan PKL jasa. KarakteristikPKL yang berbeda jenis ini yang dijadikan sebagai sumber analisis PKL untukmendapatkan hasil kriteria lokasi dagang dari berbagai kelompok PKL. Hal inidigunakan untuk analisis clustering atau pengelompokan PKL sesuai karakteristikjenis barang dagang.

T The number of street vendors in the city of Tangerang reached 9,554 in 2015(Bantenprov.go.id). The number increases when the financial crisis hit, makingthe existence of street vendors as urban problems are acute and need attention.The existence of street vendors have economic potential but at the same timedamage the aesthetics kta, impeding traffic and depriving the pedestrians. Suchconditions encountered one in the District of Karawaci, Tangerang Municipalityinto districts liaison District - City and has an industrial area that is quitedominating. Due to the Tangerang City Government has not had a dedicatedspace for street vendors (Disperindagkop Kota Tangerang), this study seeks toprovide an alternative concept. Structuring approach based on the physicalcharacteristics of the types of businesses and street vendors. The analyticalmethod used is qualitative and statistical deskriptrif.Based on the characteristics, location of street vendors in the District Karawacidivided into several types of trade groups. Namely, culinary vendors, foodvendors, fruit vendors, street vendors and street vendors household services. PKLdifferent characteristics of this type are used as a source of analysis vendors toget the criteria for the trade of various groups of street vendors. It is used for theanalysis of clustering or grouping PKL suits the characteristics of the type ofmerchandise.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?