Hubungan kebisingan terhadap pekerja diruang spinning dan creel room pabrik pembuatan serat sintetik PT. Tri Rempoa Solo, Jakarta
D Dengan meningkatnya industri tekstil maka semakin meningkat juga timbulnya permasalahan lingkungan hidup antara lain kebisingan. Untuk lingkungan kerja kebisingan berasal dari suara mesin, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran dan gangguan komunikasi. Kebisingan di industri pembuatan serat sintetik PT. Tri Rempoa Solo, mempunyai nilai tingkat paparan kebisingan yang cukup tinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat paparan kebisingan di PT. Tri Rempoa Solo, untuk mengetahui gangguan, keluhan yang dideria oleh para pekerja, sampai sejauh mana teJadinya penurunan daya dengar serta untuk mengetahui kepatuhan pemakaian alat pelindung telinga.Penelitian dilakukan pada industri bahan baku tekstil PT. Tri Rempoa Solo dilingkungan kerja pada unit Spinning dan Creel room dengan menggunakan alat Sound Level Meter dan standar OSHA (Occupation Safety and Health Act). Pengukuran tingkat paparan kebisingan di unit Spinning ada 4 titik dan untuk Creel Room 2 titik.Hasil pengukuran kebisingan untuk ruang Spinning nilai tertinggi 90,26dB(A) nilai terendah 95,42dB(A) dan Creel room nilai tertinggi 88,39dB(A) nilai terendaii 89,76dB(A). Dari hasil penyebaran quesioner dnpat diketahui jumlah pekeqa yang mengalami gangguan pendengaran, gangguan komunikasi. Jumlah quesioner yang terkumpul 27 responden hanya 15 responden atau 55,6% yang mengalami gangguan pendengaran, 10 dari Spinning dan 5 dari Creel room dan yang mengalami gangguan komunikasi 4 responden atau 14,8% dan yang normal 8 responden atau 29,6%. Pekerja yang mengalami gangguan pendengaran dilakukan tes audiometri sebanyak 15 pekerja.Maka dapat dilihat bahwa tingkat paparan kebisingan di ruang Spinning melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) menunit OSHA (Occupation Safety and Health Act) yakni 90 dB(A) dan Kep 51/ MEN/1999 imttik waktu pemaparan 8 jam kerja sehari, sedangkan Creel room telah melebihi baku mutu berdasarkan Kep 51/MEN/1999 dan berdasarkan OSHA masih dibawah baka mutu. Dari nilai yang didapat dianalisa secara statistik menggunakan metode regresi logistik untuk mengetahui hubungan yang bermakna antar gangguan pendengaran dengan masa kerja,umur, bising dan untuk gangguan komunikasi dengan masa kerja, umur, bising, kepatuhan.Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa adanya pengaruh antara kebisingan dengan gangguan pendengaran, didapat nilai OR tertinggi 2,4 untuk variabel bising. Yang mengalami gangguan komunikasi didapat nilai OR tertinggi 1,4 untuk variabel bising. Sedangkan besar tesiko pekerja yang berada di ruang Spinning lebih besar mengalami gangguan komunikasi dan gangguan pendengaran dibandingkan pekerja yang benda di Creel room.Maka saran dari penelitian ini adalah untuk mengadakan tes audiometri, diusahakan para pekerja menggunakan alat pelindung telinga,untuk daerah bising yang tinggi masa kerja inaksinium 15 tahun, pemindahan bergilir tempat kerja serta memberi penghalang antara sumber bising dengan penerima.
W With the increase in the textile industry, there are also environmental problems such as noise. For work environments, noise comes from engine sounds, which can cause hearing loss and communication problems. Noise in the synthetic fiber manufacturing industry of PT. Tri Rempoa Solo, has a fairly high level of noise exposure value.The purpose of this study was to determine the level of noise exposure at PT. Tri Rempoa Solo, to find out the disturbances, complaints suffered by workers, to what extent the hearing loss has occurred and to determine the compliance with the use of ear protection devices.The research was conducted at the textile raw material industry of PT. Tri Rempoa Solo in the Spinning and Creel room units using Sound Level Meter and OSHA (Occupation Safety and Health Act) standards. There are 4 points for measuring the level of noise exposure in the Spinning unit and for the Creel Room 2 points.The results of noise measurements for the Spinning room have the highest value 90.26dB (A) the lowest value is 95.42dB (A) and the Creel room the highest value is 88.39dB (A) the lowest value is 89.76dB (A). From the results of the questionnaire distribution, it was found that the number of pekeqa who experienced hearing loss and communication problems. The number of questionnaires collected was 27 respondents, only 15 respondents or 55.6% who experienced hearing loss, 10 from Spinning and 5 from Creel room and 4 respondents or 14.8% who experienced communication disorders and normal 8 respondents or 29.6%. Workers with hearing loss were subjected to an audiometric test of 15 workers.So it can be seen that the level of noise exposure in the Spinning room exceeds the Threshold Value (NAB) of the OSHA (Occupation Safety and Health Act), namely 90 dB (A) and Kep 51 / MEN / 1999, the exposure time is 8 hours of work a day, while the Creel room has exceeded the quality standard based on Kep 51 / MEN / 1999 and based on OSHA is still below quality standards. From the value obtained, it was analyzed statistically using logistic regression method to determine the significant relationship between hearing loss and years of service, age, noise and for communication disorders with tenure, age, noise, compliance.From this study, it can be concluded that there is an influence between noise and hearing loss, the highest OR value is 2.4 for the noisy variable. Those who experience communication problems get the highest OR value of 1.4 for the noisy variable. Meanwhile, the higher the risk of workers in the Spinning room experiencing communication problems and hearing loss compared to workers in the Creel room.So the suggestion of this study is to conduct an audiometric test, make sure that the workers use ear protection, for high noise areas with an inaximum work period of 15 years, rotating workplaces and providing a barrier between the noise source and the receiver.