P PT. Topjaya Antariksa Electronics berada dibawah Toshiba merupakan produsen terbesar untuk produk kulkas, freezer, dan showcase di Indonesia sejak tahun 1982. Menjadi perusahaan besar khususnya untuk produk tersebut menjadikan PT. Topjaya Antariksa Electronics mendapatkan permintaan yang tinggi terhadap produk yang dihasilkan yang membuat perusahaan ini harus meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke waktu untuk memenuhi permintaan konsumen. Permasalahan yang muncul pada perusahaan ini ialah terdapat beban kerja yang tidak seimbang antar stasiun kerja sehingga terjadi bottleneck. Hasil produksi kulkas single door N155 BC yang dihasilkan tiap sebesar 1255 unit sedangkan yang dihasilkan tiap minggunya tidak mencapai target tersebut.Metodologi yang digunakan pada penelitiannya adalah Theory Of Constraints dan Simulasi. Langkah pertama yang dilakukan ialah dengan membangun model yang merepresentasikan sistem nyata dari lantai produksi terutama pada lini produksi Pre Assembly dan PU Cabinet. Berdasarkan hasil simulasi model, didapat hasil output untuk model awal sebanyak 789 unit. Setelah itu melakukan pengembangan model-model skenario dari semua kemungkinan sebagai pertimbangan bagi model usulan. Dari 19 model skenario yang dihasilkan terpilih 5 model skenario yang mampu menghasilkan output produksi mencapai target produksi, sehingga 5 model skenario ini akan menjadi model usulan. Berdasarkan hasil perbandingan antara model awal dengan semua model usulan baik dari segi hasil output maka dapat ditarik kesimpulan usulan mana yang terbaik untuk selanjutnya diterapkan pada perusahaan. Pada penelitian ini mendapatkan usulan terbaik adalah model usulan V dimana pada usulan ini menambahkan pengalokasian 2 operator dari area inner liner assy ke area pre assembly A 3 dan area back plate assy, penambahan 1 jig, pengalokasian 1 operator dari bottom plate assy ke area pre assembly A 1 dan dari area pre assembly A 2 ke area cabinet angkat. Hasil output dari model usulan V adalah 1338 unit single door refrigerator N155 BC.