Evaluasi model sistem antrian dan usulan perbaikan sistem e-ticketing gate PT KAI Commuter Jabodetabek Rute Perjalanan Bogor – Jakarta Kota
P PT KAI Commuter Jabodetabek merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa layanan transportasi publik yang memberlakukan sistem e-ticketing dengan melakukan pemasangan perangkat gate elektronik dalam rangka peningkatan sistem otomatisasi kontrol penumpang. Jumlah gate pada 24 stasiun rute Bogor – Jakarta Kota diatur berdasarkan kategori waktu pagi – siang (04.00 – 13.59) dan kategori waktu siang – malam (14.00 – 23.00). Namun, pengaturan gate tersebut belum sesuai dengan jumlah penumpang pada jam tertentu di beberapa stasiun sehingga menyebabkan antrian panjang di beberapa stasiun pada jam sibuk. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya evaluasi dan pengaturan gate usulan di beberapa stasiun tersibuk dengan cara mengelompokan stasiun dan mengelompokan waktu.Pengelompokan stasiun dan pengelompokan waktu dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik. Pengelompokan menghasilkan 4 kelompok stasiun dengan masing – masing kelompok stasiun memiliki tiga kelompok waktu. Model sistem antrian untuk masing – masing kelompok diolah dengan menggunakan software winQsb untuk mendapatkan kinerja sistem antrian. Indikator kinerja sistem antrian yang diukur adalah jumlah penumpang dalam sistem (Ls), panjang antrian (Lq), waktu tunggu penumpang dalam sistem (Ws), dan waktu tunggu penumpang dalam antrian (Wq). Pengukuran kinerja sistem antrian dengan menggunakan software winQsb menghasilkan model yang valid dari pengukuran kinerja sistem antrian dengan menggunakan perhitungan manual. Kinerja sistem antrian pada gate masuk yang kritis adalah pada kelompok waktu satu (pukul 04.00 – 09.59) pada kelompok stasiun satu dengan mengusulkan penambahan satu gate masuk dan pengurangan gate keluar pada stasiun Bojong Gede (dari 6 gate masuk menjadi 7 gate masuk), stasiun Depok (dari 4 gate masuk menjadi 5 gate masuk), stasiun Depok Baru (dari 7 gate masuk menjadi 8 gate masuk), stasiun Pondok Cina (dari 4 gate masuk menjadi 5 gate masuk), stasiun Citayam (dari 4 gate masuk menjadi 5 gate masuk), stasiun Cilebut (dari 4 gate masuk menjadi 5 gate masuk), Pasar Minggu (dari 3 gate masuk menjadi 4 gate masuk), Duren Kalibata (dari 4 gate masuk menjadi 5 gate masuk); menambah dua gate masuk dan mengurangi dua gate keluar pada stasiun Bogor (dari 10 gate masuk menjadi 12 gate masuk); tidak mengalami perubahan pada stasiun pengaturan jumlah gate pada stasiun Universitas Indonesia. Dan pada kelompok waktu dua (16.00 – 20.59) pada kelompok stasiun satu adalah dengan mengurangi satu gate masuk dan menambah satu gate keluar pada stasiun Bojong Gede (dari 6 gate keluar menjadi 7 gate keluar), stasiun Depok (dari 4 gate keluar menjadi 5 gate keluar), stasiun Depok Baru (dari 7 gate keluar menjadi 8 gate keluar), stasiun Pondok Cina (dari 4 gate keluar menjadi 5 gate keluar), stasiun Citayam (dari 4 gate keluar menjadi 5 gate keluar), stasiun Cilebut (dari 4 gate keluar menjadi 5 gate keluar), Pasar Minggu (dari 3 gate keluar menjadi 4 gate keluar); mengurangi dua gate masuk dan menambah dua gate keluar pada stasiun Bogor (dari 10 gate masuk menjadi 12 gate keluar), stasiun Duren Kalibata (dari 3 gate keluar menjadi 5 gate keluar); tidak mengalami perubahan pengaturan jumlah gate pada stasiun Universitas Indonesia. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai dasar bagi PT KAI Commuter Jabodetabek untuk menetapkan kebijakan pengaturan gate yang lebih baik.Manfaat dari hasil penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai dasar bagi PT KAI Commuter Jabodetabek untuk menetapkan kebijakan pengaturan gate yang lebih baik.
P PT. KAI Commuter Line Jabodetabek is one of the public transport service providers are implementing an electronic system with the ticket gate installing electronic devices in order to increase passenger control automation system. Number of gate on route 24, from Bogor Station until Jakarta Kota Station organized by categories from morning until afternoon (04.00 to 13.59) and the category of the time of day – night (14.00 to 23.00). Homever, the gate setting isn’t in accordance with the number of passengers at certain hours in some stations, causing long queques at some stations during rush hour. Based on these problems, it’s necessary to evaluate the proposed gate and the settings in some of the busiest stations by classifying and grouping time station.Station grouping and clustering is done using a statistical test. Clustering resulted in 4 groups of stations with each station group have 3 group time. Queuing system model for each group were processed using Win QSB program to get the performance of a queuing system. Queuing system performance indicators measured were the number of paseengers in the system (Ls), queue length (Lq), waiting time in the system (Ws), and the waiting time in the queue (Wq). Measurement performance queuing system by using a Win QSB program to generate valid models of measurement performance queuing system using manual calculating. Queuing system performance is critical to the entrance gate is the time to group 1 (04.00 – 09.59). In group 1 with the proposed station to the addition of the gate entrance and exit gate reduction in Bojong Gede Station (from 6 to 7 gate entrance gate admission). Depok station (from 4 to 5 gate entrance gate admission), Depok Baru station (from 7 to 8 gate entrance gate admission), Pondok Cina Station (from 4 to 5 gate entrance gate admission), Citayam Station (from 4 to 5 gate entrance 5 gate admission),Cilebut station (from 4 to 5 gate entrance gate admission), Pasar Minggu station (from 3 to 4 gate entrance gate admission), Duren Kalibata station (from 4 to 5 gate entrance gate admission). Adds two gate entrance and exit gate at reducing two Bogor station (from 10 to 12 gate entrance gate admission); There is no change the settings on the station gate Indonesia University. And in group tow (16.00 to 20.59) at the station group is to reduce the gate entrance and exit gate at adding a Bojong Gede Station (exit gate from 6 to 7 gate out, Depok station (exit gate of 4 to 5 gate out), Depok Baru station (exit gate of 7 to 8 gate out), Pondok Cina station (exit gate of 4 to 5 gate out), Citayam station (exit gate of 4 to 5 gate out), Cilebut station (exit gate of 4 to 5 gate out), Pasar minggu station (exit gate of 3 to 4 gate out), reduce the two gate entry and exit gate adds two at Bogor Station (from 10 to 12 gate entrance gate exit, Duren Kalibata station (exit gate of 3 to 5 gate out). There is no change the settings on the station gate Indonesia University. Benefit from this research is that it can serve as the basis for the PT. KAI Commuter Line Jabodetabek to establish a policy setting a better gate.