S Seiring dengan pertumbuhan industri dan peningkatan populasi, masalah sampah terutama limbah plastik semakin kompleks. Produksi plastik global mencapai 300 juta ton per tahun. Indonesia merupakan salah satu penghasil limbah plastik terbesar, menempati posisi kedua dalam pencemaran sampah plastik ke laut. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini adalah mengonversi sampah plastik menjadi agregat dalam pembuatan beton, yang merupakan material konstruksi utama dengan kebutuhan global mencapai 4,5 miliar ton per tahun. Penelitian ini berfokus pada penggunaan limbah polypropylene (PP) sebagai substitusi agregat halus dalam beton, mengevaluasi karakteristik mekanik dan durabilitasnya. Variasi yang digunakan sebagai substitusi sebesar 0%, 10%, 25%, dan 50%. Lalu ada penambahan aditif seperti mikrosilika yang dapat mengurangi porositas dan meningkatkan kekuatan beton. Untuk mengetahui performa beton dalam suhu tinggi, maka beton diuji dalam suhu ruang dan suhu temperatur sebesar 100°C dan 200°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton normal tanpa penambahan material menghasilkan kuat tekan tertinggi sebesar 32,892 MPa dan kuat tarik 2,832 MPa. Pada variasi BPSF25% (25% biji plastik dan 10% silica fume), kuat tekan optimum tercatat 25,677 MPa baik pada suhu ruang maupun 100 °C. Pada suhu 200 °C, kuat tekan tertinggi mencapai 21,433 MPa untuk variasi BPSF25%. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penggunaan limbah plastik dalam konstruksi dan pelestarian lingkungan.