DETAIL KOLEKSI

Kebijakan realokasi anggaran subsidi bahan bakar minyak dan gas kepada anggaran pembangunan infrastruktur dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

4.5


Oleh : Boedijono Kartolo

Info Katalog

Penerbit : FEB - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : M Zilal Hamzah

Pembimbing 2 : Eleonora Sofilda

Subyek : Petroleum - Economic aspects;Indonesia - Economic development

Kata Kunci : fiscal policy, economic growth, reallocation of fuel and gas subsidy, infrastructure development bud

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap

Link :


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_DS_DIE_222151601_Halaman-Judul.pdf 17
2. 2019_DS_DIE_222151601_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2019_DS_DIE_222151601_Bab-1_Pendahuluan.pdf 21
4. 2019_DS_DIE_222151601_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2019_DS_DIE_222151601_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2019_DS_DIE_222151601_Bab-4_Hasil-dan-Pembahasan.pdf
7. 2019_DS_DIE_222151601_Bab-5_Simpulan.pdf
8. 2019_DS_DIE_222151601_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2019_DS_DIE_222151601_Lampiran.pdf

K Kebijakan pemberian subsidi BBM dan gas merupakan bentuk kebijakan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk menjaga kestabilan daya beli masyarakat, mengingat konsumsi merupakan salah satu variabel ekonomi makro yang sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, pada tahun 2015 diberlakukan pengurangan anggaran subsidi BBM dan gas berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 191 Tahun 2014. Pengurangan anggaran tersebut dialokasikan ke anggaran lain yang salah satunya untuk anggaran pembangunan infrastruktur yang dipandang lebih produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kebijakan fiscal realokasi anggaran subsidi BBM dan gas ke anggaran belanja infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional beserta variabel ekonomi makro seperti: (i) tingkat konsumsi masyarakat; (ii) tingkat investasi; (iii) tingkat belanja negara; (iv) tingkat impor; (v) tingkat ekspor; (vi) tingkat penerimaan pemerintah; (vii) tingkat penyerapan tenaga kerja; dan (viii) tingkat PDB riil. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data Input-Output 2010 serta data anggaran pembangungan infrastruktur tahun 2012 hingga tahun 2016. Adapun penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode Computable General Equilibrium (CGE) model Wayang serta dengan simulasi yang bersifat comparative-static di dalam melakukan pengolahandata. Hasil penelitian menunjukkan dampak dari penerapan kebijakan fiskal tersebut sebagai berikut: (i) tingkat konsumsi masyarakat tidak berubah pada jangka pendek dan meningkat pada jangka panjang; (ii) terjadi peningkatan investasi pada jangka pendek dan jangka panjang; (iii) terjadi penurunan belanja pemerintah pada jangka pendek dan jangka panjang; (iv) terjadi penurunan impor pada jangka pendek dan jangka panjang; (v) terjadi penurunan ekspor pada jangka pendek dan jangka panjang; (vi) terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja pada jangka pendek dan jangka panjang; (vii) terjadi penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak pada jangka pendek dan jangka panjang; (viii) terjadi peningkatan PDB riil pada jangka pendek sebesar 0,225% dan pada jangka panjang sebesar 0,281%. Implikasi kebijakan menunjukkan bahwa penerapan kebijakan fiskal tersebut secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, dengan adanya hasil olah data yang menunjukkan adanya penuruan pada beberapa variabel ekonomi makro seperti ekspor, impor dan penyerapan tenaga kerja, maka hal ini dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan untuk mempersiapkan kebijakan lain yang dapat menopang agar tidak terjadi penurunan pada beberapa variabel ekonomi makro tersebut.

O One of the objectives of government implements fuel and gas subsidy policy is to maintain the purchasing power of the people in order to increase economic growth. However, since 2015 the Indonesian government has implemented a public policy to reduce the amount of fuel and gas subsidy budget to follow the Presidential Regulation No. 191 of 2014. That reduction has been reallocated to the budget of infrastructure development and others, such as: (i) education fund and (ii) village development fund, which are considered to be more productive in the sense of economic growth. The objective of this research is to know the impact of fiscal policy towards economic growth and some macroeconomic variables, as follows: (i) level of consumption; (ii) level of investment; (iii) level of government expenditure; (iv) level of export; (v) level of import; (vi) level of unemployment; (vii) level of government income from taxation; (viii) level of real GDP.This research is a quantitative research and uses Computable General Equilibrium (CGE) method and Wayang as the model to process the data. Further, it uses Indonesian economic Input-Output data of 2010 and the data of infrastructure development budget of 2012 to 2016 as the data source. The result shows the impacts of the implemented policy towards those variables as follows: (i) there is no change in consumption in the short run but there is increase in consumption in the long run; (ii) increase in investment in the short and long run; (iii) decrease in government expenditure in the short and long run; (iv) decrease in export in the short and long run; (v) decrease in import in the short and long run; (vi) decrease in employment in the short and long run; (vii) decrease in government income tax in the short and long run; and (viii) increase in real GDP by 0.225% in the short run and by 0.281% in the long run. The policy implications explain that the policy is able to increase the national economic growth. Besides, the results may give inputs to the policy makers to provide other policies to overcome any decrease of macroeconomic variables.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?