DETAIL KOLEKSI

Perancangan model dan simulasi pada evaluasi sistem antrian wahana dunia fantasi PT. Taman Impian Jaya Ancol menggunakan software visual SLAM dan AweSim 3.0 student version


Oleh : Arya Adhyguna

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Pembimbing 1 : Pudji Astuti

Subyek : AweSim;SLAM (Computer program language);Queuing theory.

Kata Kunci : queuing, manual queuing system, card queuing system, rides, Awesim

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2008_TA_TI_06304120_Halaman-Judul.pdf 22
2. 2008_TA_TI_06304120_Bab-1.pdf 5
3. 2008_TA_TI_06304120_Bab-2.pdf
4. 2008_TA_TI_06304120_Bab-3.pdf
5. 2008_TA_TI_06304120_Bab-4.pdf
6. 2008_TA_TI_06304120_Bab-5.pdf
7. 2008_TA_TI_06304120_Bab-6.pdf
8. 2008_TA_TI_06304120_Daftar-Pustaka.pdf 1
9. 2008_TA_TI_06304120_Lampiran.pdf

P PT. Taman Impian Jaya Ancol adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata. Salah satu fasilitas rekreasi yang dimilikinya adalah Dunia Fantasi. Dunia Fantasi adalah sebuah taman bermain yang memiliki empat jenis permainan, yaitu Ride , Show, Ride and Show dan Game Center. Permasalahan yang dihadapi Dunia Fantasi adalah masalah lamanya waktu yang dihabiskan pengunjung untuk menikmati wahana Dunia Fantasi. Dunia Fantasi telah melakukan banyak cara untuk mengatasi masalah ini, salah satunya adalah penggunaan sistem antrian baru, yaitu sistem antrian kartu, yang dimaksudkan untuk memperbaiki sistem antrian lama yaitu sistem antrian manual. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem antrian manual dan sistem antrian kartu serta memberikan usulan perbaikan sistem antrian yang digunakan oleh Dunia Fantasi.Data yang dikumpulkan adalah data kapasitas wahana, data waktu pelayananwahana (durasi permainan, waktu loading dan unloading), data kapasitas railing track wahana serta data jumlah kedatangan pengunjung pada enam wahana terfavorit yang menggunakan dua sistem antrian, baik manual maupun kartu. Enam wahana terfavorit adalah Bianglala, Kora-kora, Halilintar, Istana Boneka, Niagara dan Arum Jeram. Kemudian setelah data jumlah kedatangan pengunjung didapat maka dicari distribusi waktu antar kedatangannya menggunakan software Stat::Fit versi 2. Setelah didapat, dilakukan proses perancangan model simulasi menggunakan software Visual SLAM and AWESIM 3.0 Student Version. Visual SLAM adalah suatu bahasa simulasi yang mengijikan pembuat model untuk memilih permasalahan didunia ini yang sesuai dengan sistem yang ada, sedangkan AWESIM 3.0 Student Version adalah software yang digunakan untuk merancang model tersebut yang kemudian dilakukan proses verifikasi dan validasi model. Dalam proses perancangan model simulasi software AWESIM 3.0 Student Version memiliki keterbatasan yaitu jumlah maksimum entiti yang dapat diproses dalam simulasi adalah 300 entiti. Seluruh data yang dikumpulkan dikonversi 1/ 12 dari data sebenarnya guna memenuhi syarat tidak melebih dari 300 entiti terkecuali data waktu pelayanan. Proses validasi dilakukan dengan membandingkan hasil output simulasi dengan pengamatan langsung. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa sistem antrian kartu lebih efektif dibandingkan sistem antrian manual dilihat dari segi waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung dalam sistem untuk seluruh wahana terfavorit.Implementasi perbaikan yang dilakukan memberikan hasil sistem antrian manual usulan untuk wahana Bianglala, Kora-kora, Halilintar dan Niagara yang secara umum lebihbaik daripada sistem antrian kartu. Waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung pada wahana Bianglala selama 193,199 menit dibandingkan dengan sistem antrian kartu yaitu selama 234,044 menit. Waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung pada wahana Kora­ kora selama 64,725 menit dibandingkan dengan sistem antrian kartu yaitu selama 113,224 menit. Waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung pada wahana Halilintar selama 44,964 menit dibandingkan dengan sistem antrian kartu yaitu selama 62,933 menit. Waktu rata­ rata yang dihabiskan pengunjung pada wahana Niagara selama 50,224 menit dibandingkan dengan sistem antrian kartu yaitu selama 65,866 menit.

P PT. Taman Impian Jaya Ancol is an industrial tourism company. One of facilities owned by PT. Taman Impian Jaya Ancol is Dunia Fantasi. Dunia Fantasi is a family recreation area serving four kind of entertainment facilities which are Ride, Show, Ride and Show, and Game Centre. A problem that is being faced by Dunia Fantasi nowadays is about the length ofwaiting time in visitor's queuing system. Dunia Fantasi has done a lot of things to solve the problem, such as, using the new visitor's queuing system which is called "card queuing system". The direction of this system is to ftx the "manual queuing system" that is used to be used by Dunia Fantasi. This research is done for a purpose to evaluate the two system of visitor 's queuing and to give a suggestion to ftx the visitor's queuing system in Dunia Fantasi.Information had been collected for this research are the information about capacities of rides and their railing track's, service times of rides (including loading time, running time and unloading time), number of visitor's arrival in six most favourite rides Dunia Fantasi using the two visitor's queuing system. The six most favourite rides are Bianglala, Kora-kora, Halilintar, Istana Boneka, Niagara and Arum Jeram. The distribution of inter-arrival time as an input for the simulation process can be got from the processing of visitor's arrival information using a software, Stat::Fit version 2. The simulation process can be done after getting the distribution of inter-arrival time information. The simulation process was done by using VISUAL SLAM and AWESIM 3.0 student version software. VISUAL SLAM is a simulation language permitting modeler to choose the real problem as a model ftt on the ready system, while AWESIM 3.0 student version is a software used to design the model that will be treated a verification and validation action. In designing the model, AWESIM 3.0 student version has a limit maximum number of entities created. Only 300 number of entities can be created and processed by AWESIM so that all informations related to number of visitors in process, except service time, must be conversed twelve times smaller then the real number to comply the condition. The purpose of validation process is to compare output result of simulation process of the two visitor's queuing system had been done to the real condition of the process. By observing the time spent by visitors in system from the fmal result of simulation, the "card queuing system" is more effective to use than the "manual queuing system" in all rides.The implementation of improvement using simulation that had been done gave result of "manual queuing system" for Bianglala, Kora-kora, Halilintar and Niagara better than the result of "card queuing system". Times spent by visitors from "manual queuing system" in Bianglala is 193.999 minutes while times spent in "card queuing system" is234.044 minutes. Times spent by visitors from "manual queuing system" in Kora-kora is 64.725 minutes while times spent in "card queuing system" is 113.224 minutes. Times spent by visitors from "manual queuing system" in Halilintar is 44.964 minutes while times spent in "card queuing system" is 62.933 minutes. Times spent by visitors from "manual queuing system" in Niagara is 50.224 minutes while times spent in "card queuing system" is 65.866 minutes.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?