Hubungan antara tingkat stres dengan kejadian pityriasis sicca pada siswi asrama
P Pityriasis sicca merupakan suatu kelainan yang ditandai oleh adanya skuama yang berlebihan pada kulit kepala yang menunjukkan proses deskuamasi fisiologi yanglebih aktif tanpa disertai tanda-tanda inflamasi. Penyebab utamanya adalah karena berkembangnya jamur Pityrosporum ovale (P.ovale). Stres merupakan salah satufaktor penyebab pityriasis sicca yang erat kaitannya dengan peningkatan aktivitaskelenjar sebasea. Kelenjar sebasea akan memproduksi sebum lebih banyak.Produksi sebum yang berlebihan akan meningkatkan pertumbuhan kolonipityrosporum ovale, yang menyebabkan hasil metabolisme jamur ini lebih banyaksehingga menimbulkan iritasi dan skuama pada kulit kepala. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Crosssectional.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random samplingpada siswi MA Salafiyah Kajen, Pati pada bulan Oktober 2017. Jumlah respondensebanyak 148 siswi. Pengambilan data menggunakan kuesioner pityriasis sicca,kuesioner Zung Self Depression Scale dan pemeriksaan fisik pada kulit kepalasiswi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 23. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan siswi yang mengalami stres dengandisertai pityriasis sicca sebesar 83,6% sedangkan tanpa pityriasis sicca sebesar16,4%. Pada analisis menggunakan uji chi-square didapatkan hasil p = 0,002 yangmenunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengankejadian pityriasis sicca. Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadianpityriasis sicca pada siswi asrama.
P Pityriasis sicca merupakan suatu kelainan yang ditandai oleh adanya skuama yang berlebihan pada kulit kepala yang menunjukkan proses deskuamasi fisiologi yanglebih aktif tanpa disertai tanda-tanda inflamasi. Penyebab utamanya adalah karena berkembangnya jamur Pityrosporum ovale (P.ovale). Stres merupakan salah satufaktor penyebab pityriasis sicca yang erat kaitannya dengan peningkatan aktivitaskelenjar sebasea. Kelenjar sebasea akan memproduksi sebum lebih banyak.Produksi sebum yang berlebihan akan meningkatkan pertumbuhan kolonipityrosporum ovale, yang menyebabkan hasil metabolisme jamur ini lebih banyaksehingga menimbulkan iritasi dan skuama pada kulit kepala. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Crosssectional.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random samplingpada siswi MA Salafiyah Kajen, Pati pada bulan Oktober 2017. Jumlah respondensebanyak 148 siswi. Pengambilan data menggunakan kuesioner pityriasis sicca,kuesioner Zung Self Depression Scale dan pemeriksaan fisik pada kulit kepalasiswi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 23. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan siswi yang mengalami stres dengandisertai pityriasis sicca sebesar 83,6% sedangkan tanpa pityriasis sicca sebesar16,4%. Pada analisis menggunakan uji chi-square didapatkan hasil p = 0,002 yangmenunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengankejadian pityriasis sicca. Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadianpityriasis sicca pada siswi asrama.