P Permasalahan lost circulation merupakan tantangan signifikan dalam kegiatan pengeboran minyak dan gas bumi, karena dapat menyebabkan tertundanya operasi, meningkatnya biaya, hingga membahayakan keselamatan kerja. lost circulation terjadi ketika lumpur pemboran mengalami kehilangan sebagian atau seluruh volumenya akibat masuk ke dalam formasi bawah permukaan yang memiliki karakteristik tertentu seperti porositas tinggi, rekahan alami, rongga besar, atau tekanan formasi yang lebih rendah dari tekanan lumpur. penelitian ini dilakukan untuk menganalisis secara sistematis penyebab dan metode penanggulangan lost circulation yang terjadi pada sumur sp di lapangan y, sumatera selatan.penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis lost circulation yang terjadi, menentukan faktor penyebab dominan, serta mengevaluasi metode penanggulangan yang diterapkan dalam operasi pemboran. untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi empiris terhadap data sumur sp, dengan fokus pada trayek 8½” pada kedalaman 1114 ftmd/1088 fttvd, di mana indikasi partial loss terdeteksi. data yang digunakan diperoleh dari laporan harian pengeboran (daily mud report), data subsurface, data bottom hole assembly (bha), serta data tekanan dari operasi pemboran.metode penelitian melibatkan perhitungan tekanan hidrostatik, tekanan formasi, tekanan rekah formasi, equivalent circulating density (ecd), bottom hole circulating pressure (bhcp), kecepatan aliran lumpur (va), kecepatan kritis (vc). analisis dilakukan dengan membandingkan parameter tekanan yang dihasilkan lumpur terhadap tekanan formasi dan tekanan rekah formasi. jika tekanan hidrostatik dan bhcp melampaui tekanan formasi namun masih di bawah tekanan rekah, maka penyebab lost circulation dikategorikan sebagai natural fracture. sebaliknya, jika tekanan lumpur melampaui tekanan rekah, maka kejadian tersebut diklasifikasikan sebagai induced fracture.hasil perhitungan menunjukkan bahwa tekanan hidrostatik sebesar 520.50 psi berada di atas tekanan formasi (pf) sebesar 497.87 psi, namun bhcp sebesar 563.246 psi berada di bawah tekanan rekah formasi (prf) sebesar 10923.52 psi. dengan demikian, jenis lost circulation yang terjadi dikategorikan sebagai partial loss akibat rekahan alami (natural fracture) dan bukan karena tekanan lumpur yang melebihi batas kekuatan formasi. oleh karena itu, metode penanggulangan yang diterapkan pada sumur sp menggunakan kombinasi lost circulation material (lcm) tipe fibrous seperti uniseal, yang dicampur dengan caco₃ fine dan caco₃ medium, terbukti efektif untuk menutup jalur rekahan dan memulihkan kestabilan sirkulasi lumpur.simpulan dari penelitian ini adalah bahwa karakteristik formasi yang mengalami tekanan rendah akibat produksi berkepanjangan menjadi penyebab dominan terjadinya lost circulation. evaluasi tekanan yang cermat serta pemilihan metode penanggulangan yang sesuai seperti penggunaan lcm berbasis serat menjadi kunci keberhasilan dalam mitigasi masalah tersebut. penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi praktis dan teoritis dalam menangani kasus serupa di lapangan lain serta memperkaya literatur teknik pemboran minyak dan gas.