Pengaruh tingkat keparahan xerostomia terhadap kualitas hidup lansia mengenai kesehatan gigi dan mulut (kajian pada panti lansia santa anna jakarta utara)
L Latar belakang: Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun sehingga menimbulkan berbagai keluhan, salah satunya xerostomia. Xerostomia disebabkan berkurangnya sekresi saliva yang dapat mengakibatkan rasa ketidaknyamanan pada rongga mulut, nyeri, peningkatan tingkat karies gigi dan infeksi mulut, serta kesulitan berbicara dan menelan makanan, sehingga menurunkan asupan makanan dan gizi pun menurun diikuti dengan penurunan berat badan. Xerostomia juga menyebabkan perubahan dan keluhan gigi dan mulut. Keluhan-keluhan yang muncul ini nantinya dapat mempengaruhi tingkat kualitas hidup. Tujuan: Mengetahui pengaruh tingkat xerostomia terhadap kualitas hidup pada lansia. Metode: Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah lansia yang memenuhi kriteria inklusi dengan besar sampel 38 responden. Data yang diperoleh berupa status keparahan xerostomia (dengan kuesioner SXI), volume laju aliran saliva unstimulated (metode spitting) dan status kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup (dengan kuesioner GOHAI). Hasil: Dalam pengujian statistik diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan xerostomia dan kualitas hidup (p = 0,080). Gejala yang ditimbulkan dari xerostomia tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh xerostomia terhadap kualitas hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti kesehatan fisik, kesehatan psikologis, status ekonomi, pendidikan, dukungan sosial, maupun lingkungan juga memiliki peran yang signifikan. Kesimpulan: Tingkat keparahan xerostomia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut pada lansia di Panti St. Anna.Kata kunci: Xerostomia, SXI, Kualitas hidup, GOHAI, Laju aliran saliva, Kesehatan gigi dan mulut, Lansia, Geriatrik.
I Introduction: As people age, their organ’s functioning decrease. This is including salivary glands in the mouth and the symptom noted as xerostomia. Reduced saliva secretion or hyposalivation could leads to oral complaints such as pain, discomfort, increased dental cavities and infections, which all could impact patient’s ability to talk, swallow, and enjoying foods. These issues can have impact on oral health related quality of life. Objective: To asses whether the level of xerostomia affect elderly people’s quality of life. Method: The study employed a cross-sectional methodology and an observational analytical method. The participants were elderly people who satisfied the requirements for inclusion in St. Anna Nursing Home. Data were collected utilizing the SXI questionnaire to determine the degree of xerostomia, and the GOHAI questionnaire to measure dental and oral health and quality of life, while the salivary flow rate was collected with spitting method and measured spitting method. Data collected was analyzed and tested with Spearman’s rank correlation test. Results: The resident in St. Anna mostly are women (68.4%) and majority on routine long term medication in the last years (68.4%). Majority of the elderly in St. Anna Nursing home showed hyposalivation and subjectively perceived xerostomic (78.9% and 65.8% respectively). Although statistically the xerostomia reported not significantly correlated with the oral health quality of life, most residents in St. Anna nursing home reported poor oral health related quality of life. Conclusion: The level of xerostomia and oral health quality of life in the St. Anna Nursing home was not significantly correlated. This study suggest a need for more studies with more subjects and complex medications recorded to explore more on the oral health related quality of life in the elderly people.