Tingkat place attachment penduduk terhadap kawasan rawan bencana iii gunung merapi di desa purwobinangun kecamatan pakem, kabupaten sleman
T Tragedi meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2010 silam memiliki banyak sekali dampak terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Kawasan yang paling terdapak oleh tragedi ini yaitu Kawasan Rawan Bencana III yang mengalami kerugian mencakup kerugian metaril, kerusakan lingkungan alam, kerusakan bangunan, hingga tercatat telah merenggut 260 jiwa. Kawasan Rawan Bencana III merupakan Kawasan yang tidak diperkenankan adanya hunian tetap yang telah di jelaskan dalam Permen PU No. 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi. Pasca Gunung Merapi erupsi pada tahun 2010, pemerintah telah menyusun kebijakan untuk melakukan relokasi bagi masyarakat yang bertempat tinggal di Kawasan Rawan Bencana III (BAPPENAS DAN BNPB, 2011). Namun Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Kawasan ini telah menolak untuk melakukan relokasi. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui tingkat place attachment penduduk di Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi melalui konsep Three pole and four-dimensional place attachment yang digagas oleh Raymond, Brown, dan Weber (2010). Manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui alasan penolakan Penduduk yang tinggal di KRB III berdasarkan faktor place attachment sehingga dapat bermanfaat untuk PVMBG dan BAPPEDA sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan kebijakan relokasi permukiman Penduduk KRB III nantinya. Pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan kuisoner dan wawancara. Analisis penelitian menggunakan analisis statsitik deskriptif dengan metode skoring. Hasil akhir penelitian ini adalah tingkat place attachment penduduk Kawasan Rawan Bencana III ini khususnya Dusun Turgo, Dusun Kemiri, dan Dusun Ngepring adalah tinggi.
T The eruption of Mount Merapi in 2010 had a significant impact on the lives ofpeople living on its slopes. The most affected area was Disaster-Prone Area III,which suffered material losses, environmental damage, building destruction, andthe loss of 260 lives. Disaster-Prone Area III is designated as a non-residential zoneas outlined in the Ministry of Public Works Regulation No. 21/PRT/M/2007concerning Spatial Planning Guidelines for Volcanic Eruption and EarthquakeProne Areas. After the 2010 eruption, the government formulated a policy torelocate residents living in Disaster-Prone Area III (BAPPENAS and BNPB, 2011).However, most residents in this area refused to relocate. The aim of this study is todetermine the level of place attachment among residents in Disaster-Prone Area IIIof Mount Merapi using the Three-Pole and Four-Dimensional Place Attachmentconcept developed by Raymond, Brown, and Weber (2010). The benefit of thisresearch is to understand the reasons for residents\\\' refusal to relocate based on placeattachment factors, which can serve as input for PVMBG and BAPPEDA informulating relocation policies for residents in Disaster-Prone Area III. Primarydata were collected through questionnaires and interviews. The analysis useddescriptive statistical methods with scoring techniques. The final result of this studyindicates that the level of place attachment among residents in Disaster-Prone AreaIII is high.