DETAIL KOLEKSI

Perancangan Yogja Planning Gallery di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur neovernakular


Oleh : M Faiz Amali

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Achmad Hadi Prabowo

Pembimbing 2 : Sri Tundono

Subyek : Galleries (Architecture)

Kata Kunci : planning gallery, arsitektur neo-vernakular, Yogyakarta

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2024_SK_SAR_052001900066_Halaman-Judul.pdf 13
2. 2024_SK_SAR_052001900066_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2024_SK_SAR_052001900066_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2024_SK_SAR_052001900066_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2024_SK_SAR_052001900066_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2024_SK_SAR_052001900066_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2024_SK_SAR_052001900066_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2024_SK_SAR_052001900066_Bab-1.pdf 12
9. 2024_SK_SAR_052001900066_Bab-2.pdf 25
10. 2024_SK_SAR_052001900066_Bab-3.pdf 28
11. 2024_SK_SAR_052001900066_Bab-4.pdf 10
12. 2024_SK_SAR_052001900066_Bab-5.pdf 8
13. 2024_SK_SAR_052001900066_Daftar-Pustaka.pdf 1
14. 2024_SK_SAR_052001900066_Lampiran.pdf 18

D Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah setingkat provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2012. Dari lima aspek keistimewaan yang diatur, salah satunya terkait dengan Tata Ruang karena secara langsung menyangkut wadah ruang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gedung Jogja Planning Gallery merupakan Bangunan Gedung Negara yang direncanakan untuk dibangun pada Kawasan sumbu filosofi sebagai wadah miniature galery perencanaan Jogja di masa yang akan datang, rencana penataan ruang satuan ruang strategis kasultanan dan kadipaten yang ada di DIY, sejarah perkembangan Yogyakarta sebagai kota budaya, Kawasan cagar budaya, kondisi lingkungan dan budaya di Yogyakarta. Merancang Jogja Planning Gallery dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular yang merupakan konsep arsitektur yang pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. diharapkan dapat menjadi pembaharuan dan menjadi wadah bagi masyarakat untuk dapat berpartisipasi secara langsung dalam pengembangan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam merancang bangunan ini yaitu : 1) Studi Literatur, 2) Studi Banding, dan 3) Studi Lapangan dan juga Metode yang digunakan untuk analisis programatik adalah menggunakan Pendekatan Metode Programming Robert G. Hershberger yaitu HECTTEAS (1999). Sasaran utama dari perancangan ini adalah seniman, budayawan, masyarakat Yogyakarta dan masyarakat lainnya di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa sebagai tempat wisata edukasi dan promosi.

Y Yogyakarta Special Region as a provincial-level region that has privileges within the framework of the Unitary State of the Republic of Indonesia regulated in Law No. 13 of 2012. Of the five aspects of privileges that are regulated, one of them is related to Spatial Planning because it directly concerns the container of living space and the welfare of the people in the Special Region of Yogyakarta. Jogja Planning Gallery Building is a State Building that is planned to be built in the philosophy axis area as a miniature gallery for Jogja planning in the future, spatial planning of strategic space units of sultanates and duchies in DIY, the history of the development of Yogyakarta as a cultural city, cultural heritage areas, environmental and cultural conditions in Yogyakarta. Designing Jogja Planning Gallery with Neo-Vernacular Architecture approach which is an architectural concept that principally considers normative, cosmological rules, the role of local culture in people\'s lives and harmony between buildings, nature, and the environment. It is expected to be a renewal and a forum for the community to be able to participate directly in the development of Yogyakarta City. The methods used in designing this building are: 1) Literature Studies, 2) Comparative Studies, and 3) Field Studies and also The method used for programmatic analysis is using Robert G. Hershberger\'s Programming Method Approach, HECTTEAS (1999). The main target of this design is artists, culturalists, the people of Yogyakarta and other communities in Java Island and outside Java Island as educational and promotional tourism places.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?