Profil aod dan pm2.5 saat kebakaran hutan/lahan (karhutla) dengan aeronet BMKG di Jambi
K Kebakaran hutan/lahan (karhutla) merupakan masalah lingkungan yang sering terjadi di Indonesia, terutama selama musim kemarau dan merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hutan yang mempengaruhi kualitas udara dengan meningkatnya konsentrasi partikulat ≤ 2,5 µm (PM2.5) yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karhutla di Provinsi Jambi berdasarkan konsentrasi PM2.5 dan aerosol optical depth (AOD) serta sebarannya. Metode penelitian secara kuantitatif menggunakan data sekunder yaitu nilai AOD (https://aeronet.gsfc.nasa.gov/new_web/webtool_aod_v3.html), konsentrasi PM2.5 (BAM-1020) dan Hotspot (Stasiun Pemantauan BMKG) Provinsi Jambi tahun 2021-2023. Pengolahan data menggunakan Excel untuk menyamakan skala data dalam skala harian agar dapat diolah secara time series dan plot scatter. Selanjutnya analisis perbandingan dan korelasi AOD dan PM2.5. Hasil penelitian menunjukan pada tahun 2023 terjadi peningkatan signifikan nilai AOD dan konsentrasi PM2.5 selama periode karhutla bulan September dan Oktober dengan nilai AOD 0,74 dan 1,08, sedangkan konsentrasi PM2.5 sebesar 66,30 µg/m3 dan 52,71 µg/m3. Ditemukan hubungan antara peningkatan nilai AOD dan konsentrasi PM2.5 dengan menggunakan persamaan regresi linear y = 39,526x + 13,362 dengan R² = 0,5831. Sumber polutan (dalam hal ini asap karhutla) yang terbawa oleh angin menuju Kota Jambi berasal dari Timur hingga Tenggara Jambi yaitu wilayah Sumatera Selatan. Sebaran AOD mengalami peningkatan pada bulan September dan Oktober 2023 dengan nilai yang tinggi sekitar 1,0 sampai 3,0. Karhutla di Jambi secara signifikan meningkatkan polusi udara.
F Forest and land fires are a frequent environmental problem in Indonesia, especially during the dry season and are one of the main causes of forest destruction that affects air quality with increasing particulate ≤ 2.5 µm (PM2.5) concentrations that can interfere with public health. This study aims to analyze forest and land fires in Jambi Province based on PM2.5 concentrations and aerosol optical depth (AOD) and their distribution. The research method quantitatively uses secondary data, namely AOD values (https://aeronet.gsfc.nasa.gov/new_web/webtool_aod_v3.html), PM2.5 concentrations (BAM-1020) and Hotspots (BMKG Monitoring Stations) in Jambi Province in 2021-2023. Data processing uses Excel to equalize the data scale on a daily scale so that it can be processed in time series and plot scatters. Furthermore, comparative analysis and correlation of AOD and PM2.5. The results of the study show that in 2023 there will be a significant increase in AOD values and PM2.5 concentrations during the forest and land fires period in September and October with AOD values of 0.74 and 1.08, while PM2.5 concentrations are 66.30 μg/m3 and 52.71 μg/m3. A relationship was found between the increase in AOD value and PM2.5 concentration by using the linear regression equation y = 39.526x + 13.362 with R² = 0.5831. The source of pollutants (in this case, forest and land fires) carried by the wind to Jambi City comes from the East to Southeast of Jambi, namely the South Sumatra region. The distribution of AOD increased in September and October 2023 with a high value of around 1.0 to 3.0. Forest and land fires in Jambi significantly increase air pollution.