Hubungan antara pengetahuan tentang antibiotik dan perilaku penggunaan antibiotik oral tanpa resep pada orang dewasa
L LATAR BELAKANG: Antibiotik adalah salah satu dari obat yang paling sering dibeli di dunia. Sebagian masyarakat memilih untuk memakai sendiri antibiotik tersebut karena beranggapan bahwa semua penyakit infeksi dapat disembuhkan dan dapat sembuh lebih cepat dibandingkan obat yang lain.METODE:Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Bulan Oktober 2013 sampai dengan Desember 2013. Populasi sampel diambil sebanyak 115 orang menggunakan consecutive non probability sampling dengan kriteria inklusi berusia 18 sampai 60 tahun, dapat membaca, dan kooperatif. Kriteria eksklusi responden adalah menggunakan antibiotik untuk pengobatan infeksi tuberculosis.Bahan dan Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data dilakukan dengan penghitungan data entry SPSS versi 19 untuk windows dengan caraChi-Square.HASIL: Prevalensi periode satu bulan swamedikasi dalam penelitian ini didapatkan33.91 %. Pola pemakaianyang ditemukan sama dengan penelitian sebelumnya seperti menggunakan antibiotik untuk flu/penyakit saluran pernapasan (38,26 %) dan bersumber dari apotek (73,04 %). Didapatkan pengaruh yang bermakna (p= 0,000) antara pengetahuan responden tentang antibiotik dengan perilaku penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, dimana responden berpengetahuan baik tentang antibiotik menampilkan perilaku yang benar dalam penggunaannya (89,2 %), sedangkan responden berpengetahuan buruk menunjukan perilaku penggunaan yang salah (76,9 %). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa karakteristik sosiodemografi yang berpengaruh adalah penghasilan (p= 0,049) dan kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,000).KESIMPULAN: Perilaku penggunaan antibiotik tanpa resep dipengaruhi oleh pengetahuan, penghasilan, dan kepemilikan asuransi kesehatan
B BACKGROUND: Antibiotics are one of the most frequently purchased drugs in the world. Most people choose to medicate themself with antibiotics because they thought that all infectious diseases can be cured and can recover more quickly than other drugs. METHODS: The study was conducted in Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Central Jakarta. October 2013 until December 2013. The population sample of 115 people was taken using consecutive non probability sampling with inclusion criteria aged 18 to 60 years, can read, and cooperative. Exclusion criteria of respondents were using antibiotics for the treatment of tuberculosis infection. Materials and instruments used in the form of a questionnaire. Data analysis was performed with SPSS data entry for windows version 19 by means of Chi-Square.RESULTS: The prevalence of one-month period self-medication with antibiotics in this study obtained 33.91%. The pattern of use of antibiotics without prescription were found together with previous studies such as the use of antibiotics for the flu / respiratory diseases (38.26%) and sourced from pharmacies (73.04%). This study obtained significant effect (p = 0.000) between the respondents' knowledge about antibiotics and attitudes towards antibiotics usage without a doctor's prescription, in which the respondents have good knowledge about antibiotics show correct attitudes towards antibiotics usage (89.2%), while respondents who have bad knowledge showed incorrect attitudes (76.9%). The results also showed that the sociodemographiccharacteristics such as income (p = 0.049) and the possession ofHealth insurance (p = 0.000) also have influence. CONCLUSION: Attitudes towards antibiotics usage without prescription influenced by knowledge, income, and the possession of health insurance