Analisis pemanfaatan objek dan tingkat kemudahan pembangunan dalam kategori tepat guna lahan (Appropriate Site Development) pada green building
S Saat ini, di kota-kota besar sedang marak oleh berbagai aktivitas pembangunan infrastruktur guna mendukung pembangunan ekonominya. Apabila pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut terus dibangun tanpa mempertimbangan atau memperhatikan kondisi lingkungan seperti ketepatan penggunaan lahan, pemakaian energi (listrik) dan air serta penggunaan material bangunan tentu akan berdampak pada kualitas hidup di sekitarnya. Menangani kondisi itu, muncul konsep green building sebagai solusi. Konsep green building yang menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan merupakan hal baru di Indonesia, namun sudah banyak pelaku pasar yang menggunakan label green. Green Building didefinisikan sebagai sebuah perencanaan dan perancangan bangunan melalui sebuah proses yang memeperhatikan lingkungan dan menggunakan sumber daya secara efisien pada seluruh siklus hidup bangunan dari mulai pengolahan tapak, perancangan, pembangunan, penghunian, pemeliharaan, renovasi dan perubahan bangunan. Pada penelitian kali ini penulis ingin menganalisa seberapa besar tingkat kemudahan dalam pembangunan beserta pemanfaatan terhadap objek yang terdapat dalam kategori tepat guna lahan (Appropriate Site Development) pada green building yang dimana belum dibahas dalam penelitian sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner kepda pihak greenship professional yang diharapkan dapat menunjang akurasi data pada penelitian ini. Analisis data yang diperoleh dari kuesioner, selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan rumus yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk diagram kartesius Importance-Performance Analysis (IPA). Hasilnya diagram kartesius IPA menunjukkan bahwa faktor 4 (terdapat minimal tujuh jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak) merupakan faktor yang memiliki nilai Mudah dalam kemudahan pembangunan dan Sangat Bermanfaat dalam pemanfaatan pada masa operasional.
N Nowadays, in big cities there are many infrastructures development activities to support economic development. If the construction of these infrastructures continues to be built without considering or paying attention to environmental conditions such as the accuracy of land use, energy use (electricity) and water it will certainly have an impact on the quality of life around it. The concept of green building emerged as a solution. The green building concept is new in Indonesia, but there are already many market participants using green labels. Green Building is defined as planning and designing buildings through a process that takes into account the environment and uses resources efficiently throughout the building's life cycle from starting site processing, designing, building, maintaining, renovating and changing buildings. In this research, the author wants to analyze how much the level of easiness in development and the utilization of the objects contained in the category of land use (Appropriate Site Development) on green building. Data collected by distributing questionnaires to greenship professionals to support the accuracy of the data in this study. Data analysis from the questionnaire will be calculated, and then presented in Cartesian Importance-Performance Analysis (IPA) diagram. The Cartesian diagram of IPA shows that factor 4 (there are at least seven types of public facilities in the distance of reaching the main road as far as 1500 m from the site) is a factor that has a value Easy in development easiness and Very Useful in utilization during the operational period.