Studi pengukuran gas beracun hasil ledakan di PT Kaltim Prima Coal, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
K Kegiatan peledakan menghasilkan salah satu efek berupa gas beracun (fumes) yang dapat mengganggu makhluk hidup di sekitar.Gas beracun (fumes) yang terbentuk dikarenakan reaksi bahan peledak yang tidak dalam kondisi zero oxygen balance yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi lubang ledak, kandungan air batuan, suhu dan kelembaban relatif lubang, peledakan tidur (sleep blast), rasio bahan peledak, dan bahan peledak yang tidak terkurung dengan baik (confinement stemming). Penelitian ini dilakukan di tambang batubara PT KPC untuk mengukur kadar gas beracun (fumes) hasil peledakan secara kuantitatif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan gas detector yang digantungkan diatas drone. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa kegiatan peledakan di tambang batubara PT KPC menghasilkan gas CO dan NO2 pada kondisi visual gas beracun yang berada di Level 0 dan Level 1A. Kadar gas CO yang terbentuk dari hasil kegiatan peledakan sebesar 60,34 – 324,79 ppm, dan kadar gas NO2 yang terbentuk sebesar 0,3 – 2,11 ppm. Dari hasil percobaan (trial) dengan mengubah rasio bahan peledak didapatkan kondisi visual gas beracun pada Level 2A dengan kadar gas CO yang terbentuk sebesar 360,29 ppm dan kadar gas NO2 sebesar 3,16 ppm. Terbentuknya gas CO dan NO2 hasil peledakan dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban lubang ledak serta perbedaan rasio bahan peledak. Dari hasil pengkuran kadar gas CO dan NO2 yang dilakukan, berdasarkan nilai ambang batas dengan kadar maksimum manusia terpapar selama periode waktu 15 menit dari kedua gas tersebut maka didapatkan waktu aman para pekerja untuk kembali ke lokasi peledakan dalam waktu kurang dari 1 menit.
B Blasting activity produces one of the effects in the form of fumes that can disturb living things around. Fumes that is formed due to the reaction of explosives that are not in the condition of zero oxygen balance which is influenced by several factors, namely the condition of the blast hole, rock water content, temperature and relative humidity of the hole, sleep blast, the ratio of explosives, and explosives that are not confined properly (confinement stemming). This research was conducted at the PT KPC coal mine to measure the levels of fumes from blasting quantitatively. Measurements were made using a gas detector that was hung over the drone. From the measurement results it was found that the blasting activities at the PT KPC coal mine produced CO and NO2 gas under the visual conditions of fumes which were at Level 0 and Level 1A. CO gas levels formed from blasting activities amounted to 60,34 - 324,79 ppm, and NO2 gas levels formed from 0,3 to 2,11 ppm. From the results of the trial by changing the ratio of explosives obtained toxic visual gas conditions at Level 2A with CO gas levels formed at 360,29 ppm and NO2 gas levels at 3,16 ppm. The formation of CO and NO2 blasting results is influenced by the temperature and humidity of the blast hole as well as the difference in the ratio of explosives. From the results of measurements of CO and NO2 gas levels conducted, based on the threshold value with the maximum levels of humans exposed for a period of 15 minutes from the two gases, the safe time for workers to return to the blasting site was obtained in less than 1 minute.