DETAIL KOLEKSI

Analisis perbandingan sistem kontrak PSC cost recovery dan gross split pada keekonomian lapangan migas.

4.0


Oleh : Radya Ramzy Nabilla H

Info Katalog

Nomor Panggil : 1246/TP/2020

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Dwi Atty Mardiana

Pembimbing 2 : Prayang S.

Subyek : Petroleum industry - Government policy

Kata Kunci : cost recovery, gross split, production sharing contract

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_STP_071001500113_Halaman-Judul.pdf 16
2. 2020_TA_STP_071001500113_Pengesahan.pdf 1
3. 2020_TA_STP_071001500113_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2020_TA_STP_071001500113_Bab-2_Tinjauan-Umum.pdf
5. 2020_TA_STP_071001500113_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2020_TA_STP_071001500113_Bab-4_Hasil-dan-Pembahasan.pdf
7. 2020_TA_STP_071001500113_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2020_TA_STP_071001500113_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2020_TA_STP_071001500113_Lampiran.pdf

M Mengacu pada rencana pemerintah Indonesia pada wacana mengijinkan kontraktor untuk memilih fiscal term yang akan digunakan, antara PSC CostRecovery dan Gross Split. Lapangan ROS merupakan lapangan produksi denganskema PSC Cost Recovery akan melakukan perbandingan keekonomian denganPSC Gross Split. Perhitungan keekonomian dari kedua fiscal term dibuat dandianalisa perbandingan atas indikator keekonomian NPV, IRR, POT, ContractorTake, dan Government Take. Serta dilakukan analisis sensitivitas atas parameteryang berpengaruh terhadap keuntungan kontraktor.Hasil perbandingan analisis keekonomian pada lapangan ROSmenunjukkan bahwa, PSC Cost Recovery memberikan hasil lebih ekonomisdibandingkan PSC Gross Split. Didapat hasil PSC Cost Recovery dengan nilaiNPV 10% sebesar 68,369 MUS$, IRR sebesar 96,37%, POT pada tahun ke 2,95,Contractor Take sebesar 134,567 MUS$, atau 32,41% dari gross revenue danGovernment Take sebesar 163,821 MUS$ atau 39,45% dari gross revenue.Sedangkan pada hasil PSC Gross Split diperoleh nilai NPV 10% sebesar 55,849MUS$, IRR sebesar 82,65%, POT pada tahun ke 4,07, Contractor Take sebesar112,119 MUS$ atau 27% dari gross revenue, dan Government Take sebesar186,269 MUS$ atau 45% dari gross revenue. Analisa sensitivitas menunjukkanbahwa harga dan produksi minyak dan gas merupakan parameter yangmemberikan pengaruh signifikan terhadap keekonomian di kedua skema PSCtersebut.

R Referring to the Indonesian government's plan on the discourse to allowcontractors to choose the fiscal term to be used, between PSC Cost Recovery andGross Split. The ROS field is a production field with a PSC Cost Recovery schemethat will make an economic comparison with the Gross Split PSC. Economiccalculations of the two fiscal terms are made and a comparison of the economicindicators of NPV, IRR, POT, Contractor Take, and Government Take isanalyzed. And sensitivity analysis is carried out on the parameters that affect theprofitability of the contractor.The results of a comparative economic analysis on the ROS field indicatethat, PSC Cost Recovery provides more economical results compared to theGross Split PSC. Obtained PSC Cost Recovery results with a NPV value of 10%of 68,369 MUS$, IRR of 96,37%, POT in the 2,95 year, Contractor Take of134,567 MUS$, or 32,41% of gross revenue and Government Take of 163,821MUS$ or 39,45% of gross revenue. While the Gross Split PSC results obtainedNPV 10% of 55,849 MUS$, IRR of 82,65%, POT in 4.07 years, Contractor Takeof 112,119 MUS$ or 27% of gross revenue, and Government Take of 186,269MUS$ or 45% of gross revenue. Sensitivity analysis shows that oil and gas pricesand production are parameters that have a significant effect on economics in bothPSC schemes.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?