Hubungan kebiasaan cuci tangan dan jajan dengan kejadian demam tifoid pada anak usia 5-10 tahun
D Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, subspesies enterica, dan serotype typhi (S. typhi). Prevalensi demam tifoid pada Indonesia tinggi pada kelompok usia sekolah 5 – 14 tahun yaitu 1,9%. Infeksi demam tifoid terjadi melalui konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi S. typhi, sanitasi buruk dan kontak langsung maupun tidak langsung terhadap penderita demam tifoid. Pencegahan demam tifoid dilakukan dalam banyak aspek, antara lain dengan mencuci tangan dan tidak jajan sembarangan. Untuk mencari ada tidaknya hubungan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kejadian demam tifoid berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan dan jajan. Peneliti menggunakan metode studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang mengikutsertakan 256 anak usia 5 – 10 tahun di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung. Data dikumpulkan dengan kuesioner mengenai nama, usia, kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan jajan. Analisa data dengan menggunakan program Statistics Program for Social Science (SPSS) for Mac versi 20.0. Analisa data menggunakan chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian demam tifoid (P=0.511) dan terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan jajan dengan kejadian demam tifoid (P=0.000). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan demam tifoid dan terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan jajan dengan demam tifoid.
T Typhoid fever is a systemic infection caused by Salmonella enterica, enterica subspecies, and typhi (S. typhi) serotype. Typhoid fever prevalence in Indonesia is highest in 5 – 14 years old school-aged children which is 1,9%. Typhoid fever infection occurs through ingestion of s.typhi-contaminated food and water, bad sanitation and direct or indirect contact with individuals infected. The prevention of typhoid fever is carried out in many aspects, such as hand-washing practice and snacking habit. This research was conducted to find whether or not there was correlation between hand-washing practice and snacking habit with typhoid fever incidence. Researchers use observational analytic study method with cross sectional approach that includes 256 children aged 5 – 10 years in Cahya Kawaluyan hospital, Bandung. The data collected with a questionnaire regarding name, age, hand washing habits and snacking habit. Analysis of the data by using the program Statistics Program for Social Science (SPSS) for Mac version 20.0. Data analysis using chi-square shows that there is no correlation between the habit of hand washing with the incidence of typhoid fever (P = 0.511) and there is a meaningful correlation between hand-washing and snacking habit versus the incidence of typhoid fever (P = 0000). This research showed that there was no correlation between the hand-washing habit with typhoid fever and there was a meaningful correlation between snacking habits with typhoid fever.