Hubungan antara pewarna makanan buatan dengan attention deficit hyperactivity disorder pada anak usia 6-12 tahun
A Attention Deficit-Hyperactivity Disorder(ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitasadalah suatu gangguanpsikiatrik yang cukup banyak ditemukandengan gejalautama inatensi, hiperaktivitas,dan impulsivitas yang tidak konsisten dengantingkat perkembangan anak, remaja, atau orangdewasa. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya ADHD pada anak – anak seperti faktor genetik, konsumsi makanan yang mengandung zat pewarna makanan buatan, dan paparan zat berbahaya. Saat ini masih banyak perdebatan apakah makanan yang mengandung zat pewarna makanan buatan dapat memengaruhi ADHD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pewarna makanan buatan dengan ADHD pada usia 6 – 12 tahun. Penelitian ini menggunakan desainpotong lintangdengan responden sejumlah 140 siswa dan siswi SDIslamAl – Azhar 01. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Analisis data dilakukan secara dengan uji chi square menggunakan program SPSS versi 23.HASILDari 140 responden, 78 responden (55,7%) mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna makanan buatan ≥5x/Minggu, 62 responden (44,3%) yang mengkonsumsi makanan mengandung pewarna makanan buatan <5x/Minggu. Sebanyak 127 responden (90,71%) tergolong normal, dan 13 Responden (9,29%) yang tergolong ADHD. Hasil uji chi square menunjukan nilai p = 0,657 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna. Pewarna makanan buatan mempunyai banyak efek samping di dalam tubuh diantaranya adalah memperberat gejala dari ADHD, oleh karena itu membatasi konsumsi makanan yang mengandung zat pewarna makanan buatan dapat meningkatkan kualitas hidup bagi individu tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pewarna makanan buatan dengan ADH
A Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD) or a disorder of attention and hyperactivity is a psychiatric disorder that is found in many ways with symptoms such as intensity, hyperactivity, and impulsivity that are not consistent with the level of development of children, adolescents, or adults. Many factors influence the occurrence of ADHD in children - such as genetic factors, consumption of foods containing artificial food coloring agents, and exposure to harmful substances. At present there is still much debate about whether foods containing artificial food coloring can affect ADHD. The purpose of this study was to determine the relationship between artificial food coloring with ADHD at the age of 6-12 years. This study uses a cross-sectional design with respondents numbering 140 students SDI IslamAl - Azhar 01. Collecting data using interviews. Data analysis was carried out by chi square test using SPSS version 23. HASIL program From 140 respondents, 78 respondents (55.7%) consumed foods containing artificial food coloring ≥5x / Sunday, 62 respondents (44.3%) who consumed foods containing artificial food coloring <5x / week. 127 respondents (90.71%) were normal, and 13 respondents (9.29%) were classified as ADHD. The results of the chi square test showed p value = 0.657, which means there is no meaningful relationship. Artificial food coloring has many side effects in the body including aggravating the symptoms of ADHD, therefore limiting the consumption of foods containing artificial food coloring agents can improve the quality of life for these individuals. Based on the results of this study it was found that there was no significant relationship between artificial food coloring with ADHD.