Kajian Bikeability Wilayah Jakarta Pusat Dalam Penerapan Jalur Sepeda
T Transportasi Jakarta menunjukkan komitmen pada keberlanjutan melalui Pergub tentang jalur sepeda dan Program Jakarta Ramah Sepeda. Namun, jalur sepeda sering digunakan oleh kendaraan bermotor (B2W) dan dianggap bisa menyebabkan kemacetan (DPRD). Oleh karena itu, perlu dikaji tingkat dan sebaran bikeability di wilayah Jakarta Pusat, agar teridentifikasi di mana lokasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus atau dievaluasi dan bisa menjadi percontohan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai dan memetakan tingkat bikeability di wilayah Jakarta Pusat berdasarkan kondisi spasialnya. Hasil Konsensus Jakarta Ramah Sepeda menunjukkan bahwa kota ini belum ramah bagi sepeda (ITDP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMCA yang dilakukan dalam Sistem Informasi Geospasial (ArcGIS) untuk pemetaan tingkat bikeability. Hasil analisis karakteristik menunjukkan bahwa secara keseluruhan jalur sepeda tipe A dan tipe C di Jakarta Pusat memiliki kesamaan dan cenderung digunakan oleh pesepeda utilitarian. Sementara itu, jalur sepeda tipe B di Jakarta Pusat memiliki karakteristik yang berbeda dan hanya tersedia di wilayah tertentu saja serta cenderung untuk pesepeda rekreasi dan olahraga.. Hasilnya menunjukkan skor relatif rendah, 3.94 dari 10, menunjukkan perlunya evaluasi dan perencanaan lebih lanjut.
J Jakarta\\\'s transportation sector demonstrates a commitment to sustainability through the gubernatorial regulation on bike lanes and the Jakarta Bike-Friendly Program. However, motor vehicles (B2W) often infiltrate bike lanes and are perceived to contribute to traffic congestion (Regional Representative Council/DPRD). Therefore, assessing the level and distribution of bikeability in Jakarta Pusat is crucial to identify areas needing special attention or evaluation, potentially serving as models. This study aims to evaluate and map the bikeability level in Jakarta Pusat based on spatial conditions. The Jakarta Bike-Friendly Consensus indicates that the city is not yet bike-friendly (ITDP). The Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA) method in Geographic Information Systems (ArcGIS) was used for mapping bikeability levels. Analysis shows that overall, Type A and Type C bike lanes in Jakarta Pusat share similarities and are predominantly used by utilitarian cyclists. In contrast, Type B bike lanes in Jakarta Pusat have distinct characteristics, are available only in specific areas, and are used mainly for recreational and sports cycling. The results indicate a relatively low bikeability score of 3.94 out of 10, highlighting the need for further evaluation and planning.