Hubungan pernikahan usia dini dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan
S Stunting menjadi salah satu permasalahan gizi yang menjadi perhatian di dunia dan merupakan dampak yang irreversible akibat nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi yang berulang selama 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Efek jangka panjang pada individu stunting diantaranya pada faktor kesehatan, perkembangan dan ekonomi. Stunting dipengaruhi berbagai faktor yang saling berkaitan, salah satunya adalah usia ibu saat menikah. Pernikahan usia dini merupakan permasalahan yang dihadapi di Indonesia. Pernikahan usia dini menyebabkan kehamilan pertama juga terjadi di usia dini, yang akan berdampak pada ibu dan anak yang dilahirkan menjadi beresiko lebih besar memiliki masalah gizi seperti stunting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pernikahan usia dini dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain penelitian cross-sectional dengan sampel sebanyak 130 balita di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kelurahan Wijaya Kusuma pada bulan September hingga November 2019. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive non - random sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan uji chi-square dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0.05. Prevalensi pernikahan usia dini didapatkan sebesar 38.5% dan stunting sebesar 40%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pernikahan usia dini dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan (p=0.001). Terdapat hubungan antara pernikahan usia dini dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.
S Stunting is one of the most concerned nutritional problems in the world and this problem is an irreversible effect of inadequate nutrition and recurrent infections during the first 1000 days of a child's life. Long-term effects on stunting individuals include health, developmental and economic factors. So stunting has a long-term effect on individuals. Stunting is influenced by various interrelated factors, one of the factors is the mother's age at marriage. Early marriage is a problem that currently faced by Indonesia. Early marriage will causes the mother’s first pregnancy occurs at her early age, which will have an impact on the mother and her born will be at greater risk of having nutritional problems such as stunting. This research was conducted to determine the relationship between early marriage and incidence of stunting in underfives aged 24-59 months. This research is using an observational study with a cross-sectional research design on 130 toddlers in the Grogol Petamburan District Health Center, Wijaya Kusuma Sector from September to November 2019 from September to November 2019. Samples were taken using the consecutive non-random sampling technique. Data is collected by interview using a questionnaire. Data analysis using chi-square and the significance level used was 0.05. Prevalence of early marriage of 38.5% and stunting 40%. There is a significant relationship between early marriage and incidence of stunting in underfives aged 24-59 months (p = 0.001). There is a relationship between early marriage and incidence of stunting in underfives aged 24-59 months.