DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas produk pig launcher dengan menggunakan metode six sigma dan fmea (failure mode and effect analysis) di PT. Farrel Internusa Pratama


Oleh : Muhammad Farrrel Daffa Supriyanto

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Wawan Kurniawan

Pembimbing 2 : Idriwal Mayusda

Subyek : Failure analysis (Engineering);Industry - Quality control;Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : six sigma, define-measure-analyze-improve-control, failure mode and effect analysis

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_STI_063001700069_Halaman-Judul.pdf 10
2. 2021_TA_STI_063001700069_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2021_TA-STI_063001700069_Bab-1_Pendahuluan.pdf 12
4. 2021_TA-STI_063001700069_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2021_TA-STI_063001700069_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2021_TA-STI_063001700069_Bab-4_Analisis-Hasil-dan-Pembahasan.pdf
7. 2021_TA-STI_063001700069_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2021_TA_STI_063001700069_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2021_TA_STI_063001700069_Lampiran.pdf

P PT. Farrel Internusa Pratama adalah perusahaan yang bergerak di industri minyakdan gas. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk PIG (Pipeline InspectionGauge). Produk utama dari perusahaan tersebut adalah Pig Launcher. Produk ini memilikitingkat rata-rata kecacatan sebesar 6,7 % pada periode Desember 2020 – Maret 2021.Dimana perusahaan menetapkan batas maksimal kecacatan sebesar 5 %. Untuk mengatasipermasalahan yang terjadi maka diperlukan perbaikan dengan metode Six Sigma danFMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dengan tahapan DMAIC (Define, Measure,Analyze, Improve and Control). Tujuan penelitian ini adalah mengurangi persentasekecacatan dan menganalisa penyebab potensial kegagalan. Pada tahapan Define, focuspertamanya adalah Fokus pemilihan produk pada penelitian, selanjutnya diagram SIPOC(Supplier-Input-Process-Output-Customer) dan terakhir pembuatan Critical to Quality(CTQ). Pada tahap Measure dilakukan perhitungan peta kendali p, peta kendali c,perhitungan DPMO (Defect Per Million Opportunities) dan tingkat Sigma. Nilai DPMOdari produk Pig Launcher adalah sebesar 76900 dan tingkat sigma 2.9262 sigma. DiagramPareto digunakan untuk mengetahui 80% dari penyebab kecacatan, yang selanjutnya diidentifikasi menggunakan diagram ishikawa atau fishbone. Selanjutnya berdasarkanfishbone dan juga diagram pareto akan dijadikan sebagai penyebab kegagalan pada tableFMEA ( Failure Mode and Effect Analysis). Setelah pembuatan tabel FMEA, makaterpilih 2 jenis kecacatan berdasarkan RPN (Risk Priority Number) tertinggi. Nilai RiskPriority Number adalah jenis cacat distorsi sebesar 294 dan kecacatan kebocoran sebesar288 . Selanjutnya pada tahapan Improve diberikan usulan perbaikan untuk mengurangipersentase cacat, yaitu dengan form welding examination report, water cooler machinedan lampu led. Pada tahapan Control terdapat nilai DPMO dan tingkat sigma setelahimplementasi sebesar 68000 dan 2.9909 sigma.

P PT. Farrell Internusa Pratama is a company engaged in the oil and gas industry.This company produces a wide range of PIG (Pipeline Inspection Gauge) products. Themain product of the company is Pig Launcher. This product has an average rate of 6.7%in the period 2020 – March 2021. Where the company sets a maximum limit of 5%. Toovercome the problems that occur, it is necessary to improve with the Six Sigma methodand FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) with the DMAIC (Define, Measure,Analyze, Improve, and Control) stages. The purpose of this study is to reduce the analysisand potential causes of failure. At the Define stage, the next focus is the focus on productselection in research, SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) diagrams andfinally making Critical to Quality (CTQ). At the Measure stage, the calculation of controlchart p, control chart c, calculation of DPMO (Defect Per Million Opportunities) andSigma level are carried out. The DPMO value of the Pig Launcher product is 76900 andthe sigma level is 2.9262 sigma. Pareto diagram is used to find out 80% of the causes ofdeath, which is then used to determine the Ishikawa or fishbone diagram. Furthermore,based on the fishbone and also the Pareto diagram, it will be used as the cause of failurein the FMEA table (Failure Mode and Effect Analysis). After making the FMEA table, 2types were selected based on the highest RPN (Risk Priority Number). The value of theRisk Priority Number is the type of distortion defect of 294 and the difference of thedifference is 288. Furthermore, at the Improve stage, the proposed improvements toreduce the percentage of defects, namely the form welding Examination report, watercooler machine and led lights. At the control stage there are DPMO values and sigmalevels after implementation of 68000 and 2.9909 sigma.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?