G Gangguan pertumbuhan sering terjadi pada pasien thalassemia, Karena jumlah zat besi yang tertimbun dalam organ-organ tubuh yang di akibatkan oleh transfusi akan menyebabkan komplikasi salah satunya jika terjadi penimbunan dalam kelenjar endokrin akan mengganggu pertumbuhan dan untuk mengeluarkan penimbuan zat besi dalam tubuh dapat menggunakan terapi kelasi besi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengethaui Hubungan Kepatuhan Transfusi Dan Konsumsi Kelasi Besi Terhadap Pertumbuhan Pada Anak Dengan Thalassemia. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan design Cross sectional pada 167 pasien thalassemia di RS PMI Bogor. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk kuesioner kepatuhan transfusi menggunakan Rekomendasi Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018. Dan untuk kuesioner kepatuhan konsumsi kelasi besi menggunakan kuesioner MMAS-8.Untuk pertumbuhan menggunakan pengukuran TB/U yang akan di lihat dalam kurva CDC 2000 dan untuk pengukuran tinggi badan menggunakan alat Microtoise. Analisis data menggunakan SPSS for windows versi 21.0. Hasil analisis data univariat didapatkan untuk kepatuhan transfusi dalam kategori tidak patuh yaitu 86 responden (51,2%), untuk kepatuhan konsumsi kelasi besi dalam kategori rendah yaitu 97 responden (57,7%) dan untuk gangguan pertumbuhan didapatkan 146 responden (86,9%) yang mengalami gangguan pertumbuhan. Hasil analisis data bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square untuk kepatuhan transfusi terhadap pertumbuhan dan kepatuhan konsumsi kelasi besi terhapap pertumbuhan mendapatkan nilai p < 0,05. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna anatara kepatuhan transfusi dan konsumsi kelasi besi terhadap pertumbuhan pada anak dengan thalassemia.