Tinjauan yuridis tindak pidana pemerkosaan terhadap seorang wanita dalam keadaan tidak berdaya (putusan nomor 390/Pid.B/2021/PN Smn)
S Saat ini marak terjadi tindak pidana pemerkosaan dan telah cukup mendapat perhatian di kalangan masyarakat. Kasus tindak pidana permerkosaan sering kali menimbulkan kesulitan dalam penyelesaiannya baik tahap penyidikan, penuntutan, maupun pada tahap penjatuhan putusan. Pemerkosaan merupakan tindakan di mana seseorang memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, seperti dalam kasus Putusan Nomor 390/Pid.B/2021/PN S mn ini pelaku melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap seorang wanita yang dalam keadaan tidak berdaya atau pingsan yang pemidanaannya di jatuhkan berdasarkan Pasal 285 KUHP, Pokok permasalahannya adalah apakah penerapan Pasal 285 KUHP pada pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita dalam keadaan tidak berdaya sudah tepat dan apakah pemidanaan oleh hakim terhada pelaku pemerkosaaan terhadap seorang wanita dalam keadaan tidak berdaya sudah tepat. Penelitian ini merupakan penelitian normatif, sifat penelitian deskriptif analisis, dan data yang digunakan adalah data sekunder, serta pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Hasil menyimpulkan perbuatan pelaku tidak memenuhi unsure dari Pasal 285 KUHP yaitu pemerkosaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dan perbuatan pelaku lebih tepat jika diputus berdasarkan Pasal 286 KUHP tentang pemerkosaan terhadap seorang wanita dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya. Seharusnya pemidanaan yang dijatuhkan terhadap pelaku berdasarkan Pasal 286 KUHP dengan pidana penjara maksimal yaitu 9 (sembilan) tahun.
C Currently, the crime of rape is rampant and has received quite a bit of attention among the public. Rape criminal cases often cause difficulties in solving them, both at the investigation, prosecution and decision stages. Rape is an act in which a person forces a woman who is not his wife to have sexual intercourse with him, as in the case of Decision Number 390/Pid.B/2021/PN S mn, the perpetrator committed the crime of rape against a woman who was helpless or unconscious for which the punishment was in sentenced based on Article 285 of the Criminal Code. The main issue is whether the application of Article 285 of the Criminal Code to the perpetrator of the rape of a woman in a helpless state is appropriate and whether the sentence by the judge against the perpetrator of raping a woman in a helpless state is appropriate. This research is normative research, the nature of the research is descriptive analysis, and the data used is secondary data, and data collection was carried out using library research. The results concluded that the perpetrator's actions did not fulfill the elements of Article 285 of the Criminal Code, namely rape with violence or threats of violence and the perpetrator's actions would be more appropriate if judged based on Article 286 of the Criminal Code regarding rape of a woman who is unconscious or helpless. The sentence imposed on the perpetrator should be based on Article 286 of the Criminal Code with a maximum prison sentence of 9 (nine) years.