Hubungan tingkat keparahan melasma terhadap kualitas hidup pada wanita usia 30-50 tahun
M Melasma merupakan hipermelanosis yang umumnya ditandai dengan bercak coklat tidak teratur, tempat predileksi terutama pada dahi, pipi dan dagu. Umumnya lebih banyak mengenai wanita pada usia reproduksi dan pada orang dengan tipe kulit gelap. Faktor resiko yang paling sering pada kejadian melasma meliputi paparan sinar ultraviolet dan hormon. Secara estetika melasma merusak kecantikan kulit wajah terutama pada wanita sehingga melasma mempengaruhi penampilan fisik seseorang, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat keparahan melasma terhadap kualitas hidup pada wanita usia 30-50 tahun.METODEJenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain cross-sectional. Responden yang diteliti berusia 30-50 tahun yang tinggal di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatam Jembrana, Bali pada bulan November – Desember 2015. Pemilihan responden secara simple random sampling. Pengukuran tingkat keparahan melasma dengan cara observasi menggunakan kuesioner MASI dan pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner DLQI. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Analisis diolah dengan program SPSS 20.0HASILDari jumlah sampel yang diteliti yaitu 80 responden, sampel adalah wanita berusia 30-50 tahun, maka didapatkan hasil berdasarkan distribusi karakteristik subjek penelitian, sebagian besar sampel berada pada usia dewasa akhir yaitu 36-45 tahun (42.5%), dan pekerjaan terbanyak yaitu PNS (40%). Prevalensi responden yang mengalami melasma adalah (40%), serta penurunan kualitas hidup (71.2%). Hasil analisis menunjukan responden yang menderita melasma mengalami penurunan kualitas hidup. Semakin tinggi derajat keparahan melasma, semakin menurun kualitas hidupnya dengan p-value 0.00 (p <0.05).KESIMPULANTerdapat hubungan antara tingkat keparahan melasma terhadap kualitas hidup pada wanita usia 30-50 tahun.
M Melasma is hipermelanosis that generally characterized by irregular brown spots, a predilection place especially on the forehead, cheeks and chin. Commonly occur at the women at reproductive age and in people with darker skin types. The most frequent risk factor in the incidence of melasma include exposure to ultraviolet light and hormones. In the aesthetic of melasma can damage face skin beauty, especially in women so that melasma can have affects on one's physical appearance, it is necessary to research that purpose was to find out the correlation between the melasma severity with life quality in the women aged 30-50 years.METHODThis type of research is an observational analytic cross-sectional design. Respondents was have age 30-50 years who was living at the Sangkaragung village, subdistrict of Jembrana, Bali in November – December 2015. Selection of respondents in simple random sampling. Measurement of the melas severity level by observation by using a questionnaire of MASI and measurement of life quality questionnaire. The data were analyzed in univariate and bivariate by using Chi-square test. Analysis processed with SPSS 20.0RESULTSBy the number of samples has been studied there were 80 respondents, sample was the women have age 30-50 years, then the results obtained based on distribution of subject characteristics, most of them exist at the end of the adult age that is 36-45 years (42,5%), and most of jobs is civil servants (40%). The prevalence of respondents who was experienced melasma (40%), and decreased of life quality (71,2%). Results of the analysis showed respondents who suffer of melasma to experience decreased of life quality. More higher of degree of melasma severity will be more decrease their quality of life with p value is 0,00 (p < 0,05).CONCLUSIONThere is a correlation between melasma severity level with quality of life in women aged 30-50 years.