Pemanfaatan limbah kertas HVS sebagai bahan baku bioethanol oleh aktivitas enzimatis aspergillus fumigatus dan saccharomyces cerevtstaee
L Limbah kertas umumnya tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Menumpuknya limbah kertas dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan, baik dari segi keindahan maupun dari segi kesehatan yang dapat menyebabkan sumber penyakit, sehingga limbah kertas perlu diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan efektifitas biokatalisator dengan katalisator kimia dalam proses delignifikasi dan hidrolisis, menentukan rasio fungi sebagai biokatalisator terhadap bubur kertas untuk memperoleh kandungan glukosa paling tinggi dan menentukan waktu kontak pada proses pembentukan bioethanol yang menghasilkan glukosa dan ethanol paling banyak. Biomassa lignoselulosa merupakan sumber daya yang dapat diperbarui sebagai bahan baku bioethanol. Fungi Aspergillus fumigatus dan ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai biokatalisator dikultivasi pada media Potato Dextrose Broth (PDB) dan Yeast Extract Glucose Peptone (YEGP). Penelitian diawali dengan melakukan preparasi limbah kertas HVS secara mekanis hingga menjadi bubur kertas (substrat). Tahap delignifikasi sebagai pretreatment dilakukan dengan menggunakan variasi perbandingan substrat:biokatalisator= 1:1, 1:5, dan1:10 pada waktu kontak 24, 72, dan 120 jam. Pengukuran kadar lignin dilakukandengan menggunakan metode gravimetri. Tahap hidrolisis dilakukan dengan menggunakan variasi perbandingan substrat:biokatalisator= 1:1, 1:5, dan 1:10 pada waktu kontak 24, 72, dan 120 jam. Pengukuran konsentrasi glukosa dilakukan dengan menggunakan metode 3,5-dinitrosalisilat (DNS). Tahap fermentasi dilakukan dengan menggunakan variasi perbandingan substrat:biokatalisator= 1:1,1:2, dan 2:1 pada waktu kontak 72, 120, dan 168 jam. Tahap destilasi dilakukansetelah tahap fermentasi sehingga dapat diukur kandungan ethanol dengan menggunakan alat Gas Chromatography Mass Stretoscopy (GC-MS). Pada tahap pretreatment, diperoleh penyisihan kadar lignin tertinggi sebesar 98 %. Gula tertinggi pada tahap hidrolisis sebesar 1,288 g/L pada variasi substrat:biokatalisator= 1:10 dengan waktu kontak 120 jam. Hasil ethanol terbaik sebesar 36,64% pada perbandingan 1:2 dan waktu kontak 120 jam. Penelitian ini memberikan informasi bahwa limbah kertas HVS dapat diproduksi menjadi bioethanol melalui proses - proses yang melibatkan fungi Aspergillus fumigatus dan ragi Saccharomyces cerevisiae.
W Waste paper is generally not used and thrown away. The accumulation of paper waste can cause adverse effects on the environment, both in terms of beauty and in terms of health which can cause sources of disease, so paper waste needs to be processed into more useful products. This research was conducted with the aim of comparing the effectiveness of biocatalysts with chemical catalysts in the process of delignification and hydrolysis, determining the ratio of fungi as biocatalysts to pulp to obtain the highest glucose content and determining the contact time in the process of forming bioethanol which produces the most glucose and ethanol. Lignocellulosic biomass is a renewable resource as raw material for bioethanol. Aspergillus fumigatus and yeast Saccharomyces cerevisiae as biocatalysts were cultivated on Potato Dextrose Broth (PDB) and Yeast Extract Glucose Peptone (YEGP) media. The research begins by mechanically preparing HVS waste paper to turn into a pulp (substrate). The delignification stage as a pretreatment is carried out using a substrate ratio variation: biocatalyst = 1: 1, 1: 5, and 1:10 at the contact time of 24, 72, and 120 hours. Measurement of lignin levels was carried out using gravimetric methods. The hydrolysis stage is carried out using a substrate ratio variation: biocatalyst = 1: 1, 1: 5, and 1:10 at contact times 24, 72, and 120 hours. Glucose concentration measurements were carried out using the 3,5- dinitrosalicylate (DNS) method. The fermentation stage is carried out using a substrate ratio variation: biocatalyst = 1: 1, 1: 2, and 2: 1 at 72, 120, and 168 hours contact time. The distillation stage is carried out after the fermentation stage so that the ethanol content can be measured using the Gas Chromatography Mass Stretoscopy (GC-MS) tool. In the pretreatment stage, the highest allowance for lignin was obtained at 98%. The highest sugar in the hydrolysis stage is 1.288 g / L in the substrate variation: biocatalyst = 1:10 with a contact time of 120 hours. The best ethanol yield was 36.64% at a ratio of 1: 2 and the contact time was 120 hours. This research provides information that HVS paper waste can be produced into bioethanol through processes involving Aspergillus fumigatus fungi and Saccharomyces cerevisiae yeast