Perancangan museum arkeologi situs song terus di Pacitan dengan pendekatan arsitektur naratif
P Perancangan Museum Arkeologi Pacitan dirancang dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari sejarah arkeologi kawasan Pacitan dan sekitarnya. Pendekatan yang dipilih dalam perancangan museum ini adalah pendekatan arsitektur naratif, narasi sejarah perkembangan serta peninggalan artefak – artefak budaya Pacitan dapat disusun menjadi satu kesatuan alur ruang-ruang pada museum. Dalam perancangan digunakan teori Katarina H. Anthony dan Robert G. Hersberger dalam proses analisa dan transformasi data menjadi suatu kesatuan desain. Studi preseden dan pengambilan informasi langsung dilakukan untuk melengkapi data – data yang diperlukan dalam proses merancang. Dari pengumpulan data tersebut maka terbentuklah suatu kriteria desain yang akan dianalisa kembali dan terciptalah suatu konsep programatik dan diolah menjadi skematik desain. Setelah skematik lalu di transformasikan kedalam bentuk desain dan menjadi sebuah kesimpulan terhadap rancangan Museum Arkeologi.
b becoming a place for Indonesian people to study the archaeological history of the Pacitan region and its surroundings. The approach chosen in the design of this museum is a narrative architecture approach, historical narrative of the development and inheritance of Pacitan cultural artifacts can be arranged into a single unit of space in the museum. In the design used the theory of Katarina H. Anthony and Robert G. Hersberger in the process of analyzing and transforming data into a unified design. Precedent studies and direct information retrieval are carried out to complete the data needed in the design process. From the data collection, a design criterion is formed which will be analyzed again and a programatic concept is created and processed into a schematic design. After the schematic was transformed into a design form and became a conclusion to the design of the Archaeological Museum.