I Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton kertas dan menghabiskan 670 juta ton kayu pertahun. Limbah industri pulp dan kertas khususnya lumpur dihasilkan dari Unit Pengolahan Air Limbah. Kapasitas limbah padat yang dihasilkan mencapai 10 sampai 30 ton perhari (pada tahun 2004). Limbah padat tersebut untuk sementara ini hanya diolah menjadi kompos dengan cara ditumpuk disuatu lahan tertentu dan dibiarkan selarna 1 sarnpai 2 tahun. Cara tersebut kurang efektifkarena membutuhkan waktu yang lama dan lahan yang luas, oleh karena itu pada penelitian ini dipilih salah satu metode dalam pemanfaatan lumpur dengan earn vermicomposting.Menurut Reynolds (1982) salah satu definisi lumpur adalah endapan yang dihasilkan dari proses koagulasi kimia, flokulasi dan sedimentasi. Lumpur pabrik kertas merupakan bahan organik yang terdiri dari lignoselulose (C5H1N02) dan mempunyai kadar C/N tinggi, sehingga sulit didegradasi oleh mikroorganisme secara alami. Kertas mengandung kadar selulosa yang sangat tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kompos. Karakteristik lumpur setelah dianalisis memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro yang memenuhi kriteria pengomposan. Menurut Hadisumarto ( 1992) Vermicomposting adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan cacing tanah. Tingkat kematangan vermikompos didasarkan pada sifat fisik dan sifat kimia, sifat fisik dicirikan oleh media yang remah, wama coklat kehitaman dan berbau seperti humus/tanah. Sifat kimia dicirikan oleh nisbah C er isar 10 - 20, pH 6-8, kelembaban 50-60%, Temperatur40-55°C.Penelitian dilaksanakan di tempat g.engo posan Taman argasatwa ragunan selama 35 hari terhitung mulai penanaman media. Bahan penelitian beru lumpur pabrik kertas dan pakan tambahan untuk nutrisi adalah sampah pasar yang berupa yur-sayuran dan b -buahan, Sebag • dekomposer digunakan cacing tanahLumbricus rubellus yang berusia pr a . f e . 2-3 bulan. P • engomposan dilaksanakan dalam beberapatahapan yaitu : persiapan bahan, penempatan me ia dal ot- o!, J)engujian kesesuaian media, pemeliharaan cacing tanah dan pemanenan. Pada enelitian ini • aku 5 rlakuan dengan 3 kali ulangan. Kedalam masing-masing wadah dimasukkan 1 kg lumpur kertas sehingga total berat lumpur yang diperlukan sebanyak 15 kg. Cacing tanah yang ditanam sebanyak 5%, 10%, 15% dan 20% terhadap 1000 gram media karena pada penelitian yang terdahulu didapat hasil degradasi yang maksimal dengan penambahan 10% berat cacing tanah terhadap media yang ditanam. Pada perlakuan dibuat berat pakan sama dengan bobot cacing tanah karena cacing tanah mengkonsumsi pakan seberat tubuhnya perhari. Pengamatan dilakukan secara harian berupa suhu dan kelembaban, pengamatan mingguan berupa pH, pengamatan akhir berupa analisis kascing dengan parameter antara lain C/N ratio, N, P, K, C organik, KTK dan unsur hara mikro.Hasil penelitian selama 35 hari menunjukkan bahwa suhu media berkisar antara 22- 32°C, suhu media meningkat pada hari ke 14 berkisar antara 26 - 28°C dan suhu berangsur-angsur normal pada hari ke 32 dengan temperarur 26°C, kelembaban lingkungan pada saat penelitian berkisar antara 78 - 84% pada hari ke 10 kelembaban menurun secara konstan sampai hari ke 30 dan pH media selama vermicomposting berkisar antara6,5 - 8. Dengan adanya peningkatan suhu dan penurunan kelembaban pada minggu ke 2 menandakan terjadinya proses metabolisme cacing tanah yang membutuhkan energi, sehingga terjadi pelepasan panas yang mengakibatkan suhu meningkat dan penguapan yang mengakibatkan kelembaban menjadi menurun. Dilihat dari penurunan berat media selama 35 hari, maka perlakuan 2 merupakan perlakuan yang terbaik dalam mendegradasi media hingga mencapai 63,33% dan degradasi terendah pada perlakuan 5 (kontrol) sebesar3,36%. Bobot Lumbricus dengan persentase kenaikan tertinggi terdapat pada perlakuan 2 mencapai 260,89% dan terendah pada perlakuan 1 sebesar 182,89%. Kualitas kascing yang dihasilkan memiliki kandungan C/N ratio 13,37; N (0,67%) ; P (0,06%) ; K (0,27%), telah sesuai dengan standar SNI.