Hubungan antara andropause dengan gejala benign prostatic hyperplasia
A Andropause adalah sindrom atau sekumpulan gejala penurunan kemampuan fisik, seksual, dan psikologi akibat penurunan perlahan-lahan kadar hormon testosteron pada pria usia setengah baya sampai lansia. Andropause biasanya mulai terjadi pada pria usia 30 tahun keatas. Banyak dampak yang dapat dihasilkan dari kadar testosteron yang terus menurun, misalnya gangguan mood, iritabilitas, anxietas, insomnia, dan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Penelitian menggunakan metode observasional analytic dengan desain cross-sectional dan dengan sampel 71 orang di RT 03 dan RT 04, Kelurahan Kali Balau Kencana, Bandarlampung, Lampung. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner ADAM dan IPSS, serta dianalisis menggunakan uji analisis Chi Square dan dianalisis memakai software SPSS. Penelitian menunjukkan prevalensi andropause dari 71 responden pria usia 30 tahun ke atas di RT 03 dan RT 04, Kelurahan Kali Balau Kencana, Bandarlampung sebesar 70,4 %. Didapatkan pula prevalensi andropause yang terus meningkat seiring meningkatnya usia, dimana pada usia 31-40 tahun prevalensinya 38,0 %, diikuti 63,4% pada usia 41-50 tahun, 98,6% pada usia 51-60 tahun, dan 100,0% pada usia 61-70 tahun. Dari 71 responden didapatkan juga prevalensi adanya gejala pembesaran prostat jinak (BPH) sebesar 43,7%. Didapatkan adanya hubungan antara andropause dengan gejala pembesaran prostat jinak (p=0,000) Pada penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara andropause dengan gejala pembesaran prostat jinak. Dengan bertambahnya usia juga akan memengaruhi peningkatan prevalensi andropause.
A Andropause is a syndrome or a set of symptoms of decreased physical, sexual, and psychological abilities due to a slow decline in testosterone levels in middle-aged to elderly men. Andropause usually starts in men aged 30 years and above. Many effects can result from decreased testosterone levels, such as mood disorders, irritability, anxiety, insomnia, and Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). The study used an observational analytic method with a cross-sectional design and with a sample of 71 people in RT 03 and RT 04, Kelurahan Kali Balau Kencana, Bandarlampung, Lampung. Data was collected by filling out ADAM and IPSS questionnaires, and analyzed using Chi Square analysis test and analyzed using SPSS software. The study showed the prevalence of andropause of 71 male respondents aged 30 years and over in RT 03 and RT 04, Kelurahan Kali Balau Kencana, Bandarlampung at 70.4%. It was also found that the prevalence of andropause continued to increase with increasing age, where at the age of 31-40 years the prevalence was 38.0%, followed by 63.4% at the age of 41-50 years, 98.6% at ages 51-60 years, and 100, 0% at 61-70 years old. From 71 respondents, it was also found that the prevalence of benign prostate enlargement (BPH) symptoms was 43.7%. Obtained an association between andropause with benign prostate enlargement symptoms (p = 0,000). In this study states that there is a relationship between andropause with symptoms of benign prostate enlargement. With increasing age will also affect the increase in the prevalence of andropause.