P PT. Mulia Keramik Indah Raya merupakan salah satu produsen keramik terbesar di Asia. Dengan visi “To Become the Ceramic of Choice”, perusahaan menyadari bahwa kualitas keramik yang dihasilkan menjadi faktor utama bagi kepuasan konsumen dan eksistensi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi tingkat kecacatan dominan dari keramik dengan tahapan mengidentifikasi jenis cacat yang paling tinggi, menentukan setting optimal untuk mesin Press dan Drier, serta mengidentifikasi faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kecacatan. Objek dari penelitian ini adalah keramik berukuran 20 x 10 cm. Penelitian dilakukan berdasarkan data historis periode Juni hingga Agustus 2014, dimana didapatkan rata – rata persentase cacat jenis cracking memiliki nilai yang paling tinggi, yaitu 27,5 %. Cracking merupakan retakan yang terlihat pada permukaan keramik dengan ukuran bervariasi dan posisi tidak teratur. Kualitas keramik di PT. Mulia Keramik Indah Raya dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, KW 1, KW 2, dan reject. Untuk dapat dikategorikan sebagai produk KW 1, tidak boleh ada crack sama sekali pada permukaan keramik. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi jenis cacat tersebut dan didapatkan penyebab masalah tersebut adalah setting mesin Press dan Drier yang kurang optimal. Respon yang digunakan pada penelitian kali ini adalah kekuatan keramik, sedangkan faktor – faktor yang digunakan adalah final pressure, dearation, temperatur, dan waktu pengeringan. Dari hasil percobaan awal dalam skala laboratorium, nilai kapabilitas proses (Cpk) yang diperoleh dari uji Bending – Strength adalah 0,87 dan persentase kecacatannya adalah 3,2 %. Hasil eksperimen metode Taguchi adalah setting optimal mesin Press dan Drier. Untuk faktor final pressure 240 bar, faktor dearation 500 milisekon, faktor temperatur 1700 C, dan faktor waktu pengeringan selama 2 jam. Berdasarkan uji ANOVA dan pooling – up, didapatkan hasil bahwa final pressure merupakan faktor yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap nilai rata – rata dan variansi kekuatan keramik. Untuk percobaan konfirmasi, terdapat peningkatan nilai kapabilitas proses dari uji Bending – Strength menjadi 4,41 dan penurunan persentase kecacatan menjadi 2,45 %.