Evaluasi cement integrity pada penyemenan casing 13-3/8\\\" dengan metode logging cbl - usit pada sumur rapp lapangan vott
Penerbit : FTKE - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Mulia Ginting
Pembimbing 2 : Havidh Pramadika
Kata Kunci : Cement Bond Log (CBL), Cement Integrity, Evaluation, Logging, Ultrasonic Imager Tool (USIT)
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2025_SK_STP_071002000051_Halaman-Judul.pdf | 14 | |
2. | 2025_SK_STP_071002000051_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
3. | 2025_SK_STP_071002000051_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
4. | 2025_SK_STP_071002000051_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
5. | 2025_SK_STP_071002000051_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
6. | 2025_SK_STP_071002000051_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
7. | 2025_SK_STP_071002000051_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 1 | |
8. | 2025_SK_STP_071002000051_Bab-1.pdf | 3 | |
9. | 2025_SK_STP_071002000051_Bab-2.pdf | 18 |
|
10. | 2025_SK_STP_071002000051_Bab-3.pdf | 4 |
|
11. | 2025_SK_STP_071002000051_Bab-4.pdf | 16 |
|
12. | 2025_SK_STP_071002000051_Bab-5.pdf | 1 | |
13. | 2025_SK_STP_071002000051_Daftar-Pustaka.pdf | ||
14. | 2025_SK_STP_071002000051_Lampiran.pdf |
|
P Penyemenan casing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengeboran sumur migas untuk memastikan isolasi formasi yang optimal dan integritas sumur. Untuk melihat kualitas ikatan semen pada penyemenan setiap susunan casing perlu dilakukan evaluasi cement integrity. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cement integrity atau ikatan semen yang terjadi dengan cara menginterpretasikan data logging CBL dan USIT. Data logging CBL berdasarkan pantulan gelombang sonik digunakan untuk menganalisis ikatan semen terhadap casing dan formasi dengan melihat besaran amplitudo. Setelah mendapatkan nilai amplitudo selanjutnya ditentukan nilai attenuation berdasarkan ploting nilai amplitudo pada chart attenuation. Selanjutnya nilai amplitudo dan attenuation digunakan menghitung nilai bond index sehingga dapat ditentukan apakah ikatan semen dalam keadaan baik atau buruk secara kuantitatif. Secara kualitatif, ikatan semen dievaluasi menggunakan logging USIT yang beroperasi dengan memancarkan pulsa ultrasonik yang bergerak melalui semen dan memantul kembali dari antarmuka antara casing dan semen, serta semen dan formasi dan memberikan gambaran visual integritas semen di sekitar casing. Walaupun evaluasi cement integrity dilakukan pada penyemenan setiap susunan casing, tetapi pada penelitian ini hanya membahas evaluasi cement integrity pada casing 13-3/8â€. Casing 13-3/8†dipasang hingga kedalaman 885 m, untuk mempermudah proses evaluasi dibagi menjadi lima interval kedalaman, yaitu interval 10 – 177 m, 178 – 355 m, 356 – 533 m, 534 – 711 m dan 712 – 885 m.Hasil analisis interpretasi secara kualitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa zona dengan ikatan semen yang kurang baik seperti pada interval 10 – 177 m dengan nilai average amplitudo sebesar 16 mV dan hasil plot pada chart attenuation yang rendah mengindikasikan penyemenan yang buruk dan dikategorikan channeling. Interval 178 – 355 m dengan nilai average amplitude sebesar 4.1 mV menunjukkan bahwa nilai amplitudo sudah mengalami penurunan dari interval sebelumnya tetapi masih tergolong belum sempurna dan hasil plot berdasarkan chart attenuation yang meningkat dari interval sebelumnya tetapi masi tergolong transisi sehingga kondisi penyemenan dikategorikan moderate. Interval 356 – 885 m dengan average amplitudo di kisaran 1 mV dan hasil plot pada chart attenuation yang tergolong tinggi maka kondisi penyemenan dikategorikan good cement. Data kuantitatif dari nilai bond index kelima zona interval, interval 10 – 177 m merupakan rentang dengan kualitas penyemenan yang buruk karena memiliki rata-rata bond index kurang dari 0.5 yaitu 0.34. Interval 178 – 355 m memiliki kualitas penyemenan sedang ditinjau dari besar nilai rata-rata bond index nya yang lebih dari 0.5 dan kurang dari 0.8 yaitu sebesar 0.62. Berdasarkan rata-rata bond index yang dimiliki, baik interval kedalaman 356 – 533 m, interval 534 – 711 m, maupun rentang interval 712 – 885 m memiliki kualitas penyemenan yang dapat dikatakan baik karena memenuhi kriteria bond index (BI) yang lebih besar dari 0.8.Setelah evaluasi secara kuantitatif dilakukan juga evaluasi secara kualitatif berdasarkan hasil analisa logging USIT yang menunjukkan warna kuning bahwa ikatan semen sudah baik (bonded), warna merah menandakan adanya gas, warna biru menandakan terdapat fluida dan hijau menunjukkan micro-debonding, celah kecil yang memperkuat adanya channeling. Dari hasil evaluasi secara kuantitatif berdasarkan impedance images yang ditunjukkan pada interval 10 – 177 m didominasi oleh warna merah atau adanya intrusi gas dari formasi gas, dan juga terdapat impedance images yang menunjukkan warna biru yang berarti terdapat juga fluida liquid di annulus antara casing dengan formasi, hasil impedance image pada interval 178 – 330 m terlihat adanya kontaminan diantara casing dengan formasi yang semakin berkurang dibandingkan pada interval kedalaman 10 – 177 m, dimana warna biru pada impedance images USIT yang mengindikasi keberadaan liquid diantara casing dan formasi dan hasil impedance image pada zona tersemen baik yaitu pada interval 356 – 533 m, 534 – 711 m dan 712 – 885 m menunjukkan warna yang semakin gelap yang menandakan bahwa bonding semen sudah terikat dengan baik.Hasil akhir dapat memberikan rekomendasi bahwa tidak perlu dilakukan penyemenan ulang (re-cementing) karena pada area penyemenan yang mengalami channeling merupakan area atas permukaan dan tidak mempengaruhi kondisi produksi sumur karena jauh dari production zone.
C Casing cementing is one of the important stages in the oil and gas well drilling process to ensure optimal formation isolation and well integrity. To see the quality of cement bond in cementing each casing arrangement, it is necessary to evaluate cement integrity. This study aims to determine the cement integrity or cement bond that occurs by interpreting CBL and USIT logging data. CBL logging data based on sonic wave reflections is used to analyze the cement bond to the casing and formation by looking at the amplitude. After obtaining the amplitude value, the attenuation value is then determined based on plotting the amplitude value on the attenuation chart. Furthermore, the amplitude and attenuation values are used to calculate the bond index value so that it can be determined whether the cement bond is in good or bad condition quantitatively. Qualitatively, the cement bond is evaluated using USIT logging which operates by emitting ultrasonic pulses that travel through the cement and bounce back from the interface between the casing and cement, as well as the cement and formation and provide a visual representation of the cement integrity around the casing. Although cement integrity evaluation is performed on the cementing of each casing arrangement, this study only discusses cement integrity evaluation on 13-3/8†casing. The 13-3/8†casing was installed to a depth of 885 m. To facilitate the evaluation process, it was divided into five depth intervals, namely intervals 10 - 177 m, 178 - 355 m, 356 - 533 m, 534 - 711 m and 712 - 885 m.The results of the qualitative interpretation analysis show that there are several zones with poor cement bonding such as in the interval 10 - 177 m with an average amplitude value of 16 mV and the plot results on the low attenuation chart indicate poor cementing and are categorized as channeling. The interval 178 - 355 m with an average amplitude value of 4.1 mV shows that the amplitude value has decreased from the previous interval but is still classified as imperfect and the plot results based on the attenuation chart are increasing from the previous interval but still classified as transitional so that the cementing conditions are categorized as moderate. Interval 356 - 885 m with an average amplitude in the range of 1 mV and the plot results on the attenuation chart are high, so the cementing conditions are categorized as good cement. Quantitative data from the bond index values of the five interval zones, interval 10 - 177 m is a range with poor cementing quality because it has an average bond index of less than 0.5, namely 0.34. The 178 - 355 m interval has a moderate cementing quality in terms of its average bond index value of more than 0.5 and less than 0.8, which is 0.62. Based on the average bond index, both the 356 - 533 m depth interval, the 534 - 711 m interval, and the 712 - 885 m interval range have cementing quality that can be said to be good because they meet the bond index (BI) criteria which are greater than 0.8.After quantitative evaluation, qualitative evaluation is also carried out based on the results of USIT logging analysis which shows yellow color that the cement bond is good (bonded), red color indicates the presence of gas, blue color indicates the presence of fluid and green indicates micro-debonding, a small gap that strengthens the channeling. From the results of quantitative evaluation based on impedance images shown in the interval 10 - 177 m, it is dominated by red color or the presence of gas intrusion from gas formation, and there are also impedance images that show blue color which means there is also liquid fluid in the annulus between casing and formation, the results of impedance images in the interval 178 - 330 m show the presence of contaminants between the casing and the formation which is less than in the depth interval 10 - 177 m, where the blue color in USIT impedance images indicates the presence of liquid between the casing and the formation and the results of impedance images in well cemented zones, namely in the intervals 356 - 533 m, 534 - 711 m and 712 - 885 m show a darker color indicating that the cement bonding is well bonded.The final results can provide a recommendation that there is no need for re-cementing because the cementing area that experienced channeling is an area above the surface and does not affect the production conditions of the well because it is far from the production zone.