S Setiap industri pembangkit listrik menghasilkan limbah yang dikeluarkan baiklimbah non B3 maupun limbah B3 yang termasuk minyak pelumas bekas. Untukmengurangi adanya timbulan minyak pelumas bekas dalam jumlah besar diperlukansuatu kegiatan pengolahan lanjutan atau pemanfaatan. Tugas akhir ini bertujuanuntuk menganalisis karakteristik minyak pelumas bekas yang akan digunakansebagai bahan baku pemurnian minyak pelumas bekas, menentukan kualitasminyak pelumas hasil pemurnian yang paling optimal dari penambahan asam danbentonite clay, dan membandingkan karakteristik hasil pemurnian antara alatpurifier pall sentry dengan penambahan asam klorida dan bentonite clay. Metodepenelitian yang digunakan yaitu antara penggunaan purifying berjenis pall sentrydan penambahan asam klorida serta bentonite clay sebagai adsorben dengan variasimassa yaitu 10, gr, 15 gr, dan 20 gr dan variasi suhu 85°C, 95°C, dan 105°Csehingga diperoleh 9 variasi. Setelah dilakukan proses pemurnian diperolehkarakteristik minyak pelumas dengan kondisi optimum dari 9 variasi yaitu 20 grbentonite clay dan suhu 105°C (B20T105). Untuk minyak pelumas dengan kondisiterbaik adalah penggunaan purifier dengan penurunan dan penambahan adalah56,446% untuk kadar air, 11,143% untuk viskositas kinematik, 4,068% untuk beratjenis, 63,643% untuk total acid number (TAN). Berlandaskan perbandingantersebut, penggunaan purifier pall sentry didapatkan dana penghematanberdasarkan proses sebesar Rp 18.494.740 dan penghematan berdasarkan umurpenggunaan purifier selama 12 bulan sebesar Rp 299.120.669. Penelitian inimemerlukan kajian lebih lanjut mengenai berat bentonite clay awal yang dinaikkanmenjadi 25 gr atau semakin berat dari 20 gr ketika proses adsorpsi padapenambahan asam agar nilai viskositas kinematik dapat meningkatkan.