DETAIL KOLEKSI

Distribusi stomatitis aftosa rekuren berdasarkan faktor risiko : kajian pada mahasiswa FK-FKG Universitas Trisakti (laporan penelitian)


Oleh : Randi Dias

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.31 RAN d

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Dr. Drg. Dewi Priandini, Sp.PM

Subyek : Oral medicine

Kata Kunci : recurrent aphthous stomatitis, risk factors, medical and dental dental students

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_KG_04011185_Halaman-Judul.pdf
2. 2015_TA_KG_04011185_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2015_TA_KG_04011185_Bab-1_-Pendahuluan.pdf
4. 2015_TA_KG_04011185_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2015_TA_KG_04011185_Bab-3_Kerangka-Teori.pdf
6. 2015_TA_KG_04011185_Bab-4_Metode-Penelitian.pdf
7. 2015_TA_KG_04011185_Bab-5_Hasil-Penelitian.pdf
8. 2015_TA_KG_04011185_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2015_TA_KG_04011185_Bab-7_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
10. 2015_TA_KG_04011185_Daftar-Pustaka.pdf
11. 2015_TA_KG_04011185_Lampiran.pdf

S Stomatitis aftosa rekuren merupakan penyakit mukosa mulut yang paling sering dan paling umum terjadi di kalangan masyarakat. Prevalensi tertinggi terjadi pada pelajar (50-60%) di Amerika Utara. Stomatitis aftosa rekuren dipicu oleh berbagai faktor risko yang berbeda-beda di setiap individu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi stomatitis aftosa rekuren akibat berbagai faktor risiko. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong silang pada mahasiswa FK-FKG (Fakultas Kedokteran-Fakultas Kedokteran Gigi) Universitas Trisakti dengan periode Oktober-Desember 2014. Dari 66 mahasiswa yang sedang mengalami stomatitis aftosa rekuren, perempuan lebih dominan mengalami stomatitis aftosa rekuren (51,5%). Kelompok usia 19-20 tahun (40,9%) merupakan kelompok usia yang paling tinggi mengalami stomatitis aftosa rekuren (90,9%). Stomatitis aftosa rekuren memiliki insidensi paling tinggi (65,2%) pada mahasiswa FKG. Semua mahasiswa mengalami stomatitis aftosa rekuren tipe minor (Soliter; 93,9%, Multiple; 6,1%) dan mukosa labial merupakan tempat paling utama terjadinya stomatitis aftosa rekuren (54.5%). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko dengan presentase terbesar adalah pemakaian pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulfate (62,1%), psikologik (56,1%), trauma (40,9%), genetik (39,4%), nutrisi (10,6%), dan perubahan hormonal pada perempuan (50%). Faktor risiko yang paling tinggi adalah pemakaian SLS dan faktor risiko yang dialami oleh mahasiswa tidak hanya satu saja, tetapi beberapa faktor risiko.

R Recurrent aphthous stomatitis is one of the most common oral mucosal diseases and often occurs in population. The highest prevalence occurred (50-60%) in North America students. This study was conducted to distribution of recurrent aphthous stomatitis as a result of several risk factors. This study is an observasional investigation using a cross sectional method on medical and dental students Trisakti University on October-December 2014. In 66 recurrent aphthous stomatitis students, the women more often had experienced with recurrent aphthous stomatitis (51.5%). The adolescents group (19-20 age) had the highest incidence (40,9%). Dental students had the highest incidence (65.2%). All of the students suffered recurrent aphthous stomatitis minor type (Soliter; 93.9%, Multiple; 6.1%) and labial mucosa was major sites of ulcerations (54.5%). The result of research shows that recurrent aphthous stomatitis risk factors from the highest percentage are sodium lauryl sulfate in dentifrice usage (62.1%), psychologic (56.1%), trauma (40,9%), genetic (39.4%), nutrition (10,6%), and hormonal changes in women (50%). The highest risk factor which triggered recurrent aphthous stomatitis was sodium lauryl sulfate in dentifrice usage and individual may suffer recurrent aphthous stomatitis is caused by several risk factors.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?