DETAIL KOLEKSI

Studi laboratorium pengaruh penambahan berbagai tetarder pada variasi temperatur pengukuran terhadap sifat fisik semen kelas G


Oleh : Hakama Faza Harashta

Info Katalog

Nomor Panggil : 960/TP/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Bayu Satyawira

Pembimbing 2 : Sri Wahyuni

Subyek : Temperature measurement - Physical properties of cement;Physical properties of cement drilling

Kata Kunci : thickening time, compressive strength, retarder

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TM_07112101_HALAMAN-JUDUL.pdf
2. 2018_TA_TM_07112101_BAB-1.pdf
3. 2018_TA_TM_07112101_BAB-2.pdf
4. 2018_TA_TM_07112101_BAB-3.pdf
5. 2018_TA_TM_07112101_BAB-4.pdf
6. 2018_TA_TM_07112101_BAB-5.pdf
7. 2018_TA_TM_07112101_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
8. 2018_TA_TM_07112101_LAMPIRAN.pdf

P Penyemenan adalah fase dimana pendesakan bubur semen ke dalam annulus antara casing dengan dinding formasi, sehingga casing terhubung dengan kuat bersama dengan formasi. Penyemenan perlu dilakukan untuk mengamankan casing dari berbagai persoalan teknis seperti tekanan tinggi, getaran, dan sebagainya, serta memisahkan zona-zona dibalik casing pada sumur pemboran. Dengan dilakukannya penyemenan dapat mencegah fluida formasi untuk masuk ke dalam lubang bor. Dilakukannya proses penyemenan secara baik, dapat diharapkan untuk memperkecil presentase suatu permasalahan mekanis yang akan terjadi pada pengoperasian pemboran untuk trayek selanjutnya. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam penyemenan yaitu bubur semen itu sendiri. Semen memiliki sifat yang cepat mengering dan ini merupakan masalah apabila sumur yang ingin dilakukan penyemenan sangat dalam. Karena bisa semen akan cepat mengering sebelum mencapai kedalaman yang dituju. Maka dari itu digunakanlah retarder untuk menaikan waktu dari pengerasan semen.Tugas akhir ini mengenai pengaruh penambahan aditif retarder lignosulfonate, sodium borate, dan CMHEC (Carbonxymethyl Hydroxythyl Cellulose), terhadap thickening time dan compressive strength semen kelas G. Studi laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efek penambahan jenis aditif yang tadi telah disebutkan sebelumnya, dengan tiga temperatur pengkondisian yang berbeda yaitu 80oF, 100oF, dan 150oF dan dengan waktu pengkondisian (curing time) selama 24 Jam.Pengujian yang telah dilakukan pada temperature pengujian 80oF, 100oF, dan 150oF, terbukti bahwa penambahan retarder mempengaruhi hasil dari thickening time, compressive strength serta free water. Pada pengujian setiap thickening time setiap ditambahkan konsentrasi aditif retarder maka nilai thickening time akan terus meningkat sedangkan untuk nilai compressive strength yang diperoleh semakin ditambahkan konsentrasi aditif retarder maka nilai compressive strengthnya akan semakin menurun. Dari setiap pengujian yang dilakukan terbukti bahwa semakin meningkatnya temperatur penguji maka sangat mempengaruhi nilai thickening time dan compressive strength. Dari keseluruhan percobaan yang telah dilakukan seluruhnya berlandaskan dari standar API spec 10 A. Mulai dari komposisi semen yang sesuai standar hingga hasil yang didapa Pada pengujian yang telah dilakukan terdapat pula beberapa konsentrasi aditif retarder yang tidak layak digunakan, Dikarenakan hasil dari thickening time serta compressive strength tidak mencapai standar API spec 10 A. Pada hasil pengujian yang diperoleh nilai thickening time tertinggi terdapat pada aditif retarder Lignosulfonate, sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada aditif retarder Sodium Borate. Sedangkan pada pengujian compressive strength untuk nilai terbesar yang didapatkan pada aditif retarder CMHEC (Carbonxymethyl Hydroxythyl Cellulose) sebesar 4244 psi. Sedangkan untuk compressive strength nilai terendah terdapat pada aditif retarder sodium borate sebesar 1190 psi. Pada pengujian free water content didapatkan nilai free water yang semakin berkurang pada setiap penambahan konsentrasi aditif retarder. hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak kandungan air di dalam semen maka semen tersebut akan semakin lama mengering. Nilai free water terendah terdapat pada aditif retarder Lignosulfonate.

C Cementing is the phase where the cement slurry is pressed into the annulus between the casing and the formation wall, and the casing is strongly connected together with the formation. Cementing needs to be done to overcome various high pressures, vibrations, etc., and also the zones behind the drilling wells. Calling cementing can activate the formation fluid to enter the borehole. In order for the cementing process to be good, it can be done to reduce the mechanism error that will occur when drilling for the next route. One of the things that need to be considered in cementing is semen itself. Semen is a trait that dries quickly and this is a problem that does not want to be done at all. Because the semen will quickly dry before reaching the intended depth. Then it is the retarder's body to increase the time of semen hardening.This final project relates to lignosulfonate retarder additives, sodium borate, and CMHEC (Carbonxymethyl Hydroxythyl Cellulose), to the thickening time and cement compressive strength of class G. This laboratory study was conducted to find out more. three different conditioning temperatures are 80oF, 100oF, and 150oF and with a 24-hour curing time.Tests that have been carried out at temperatures of 80oF, 100oF, and 150oF, have been shown to affect retarders affecting the time of thickening, compressive strength and free water. At each time thickening each additional retarder additive concentration, the thickening time value will continue to increase while for the compressive strength obtained is higher than the retarder additive, the compressive strength will decrease. From each test, it was proven that the higher the temperature of the tester, it greatly affects the value of thickening time and compressive strength. From all experiments that have been carried out based on API spec 10 standard A. Starting from the composition of the water according to the standard until the results that have been processed have also been carried out some levels of retarder additives that can not be removed. API standard spec 10 A. In the test results obtained the highest time thickening value is found in Lignosulfonate retarder additives, while for the lowest value available on Sodium Borate retarder additives. While the compressive strength testing for the greatest value obtained on CMHEC retarder additive (Carbonxymethyl Hydroxythyl Cellulose) was 4244 psi. Whereas the lowest compressive strength value available on sodium borate retarder additive is 1190 psi. On free moisture content testing, the value of free water is getting cheaper at each addition of retarder additive concentration. This is in accordance with the theory that the more air inside the cement, the cement will dry up longer. The lowest free water value is available on Lignosulfonate retarder additives.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?