K Ketika tahap pemboran telah selesai atau ketika sumur pemboran telah siap menjadi sumur produksi.Pada zona produktif seringkali terjadi permasalahan yang menghambat laju produksi seperti adanya kandungan clay,lapisan shale,kekompakan formasi,adanya fines yang mengakibatkan mengecilnya permeabilitas pada zona produktif. Oleh karena itu dibutuhkan completion fluid untuk menyempurnakan sumur produksi guna mengoptimalkan produksi. Pada percobaan pengaruh injeksi larutan HNO3 terhadap permeabilitas batuan sandstone di formasi ‘PP',pada percobaan ini diamati enam sampel batuan inti (#S-1, #S-2, #S-3, #S-4, #S-5, #S-6) yang digunakan untuk pengukuran permeabilitas sebelum diinjeksi larutan HNO3 dan sesudah diinjeksi HNO3. Pengujian ini dilakukan pada sampel batuan sandstone.Permeabilitas pada tiap sampel batuan yang akan diuji rata-rata memiliki nilai permeabilitas yang kurang baik yaitu < 5 mD (padat). Metoda yang digunakan untuk perhitungan permeabilitas adalah mengguinakan method (API RP 18B Section 4 / RP19B 2006).Pada percobaan alat yang dipakai adalah Hassler Core Holder Control dengan menggunakan larutan acid nitrit HNO3 dan crude oil sebagai fluida injeksi kedalam batuan sampel. Hasil dari pengujian ini menunjukan bahwa pengaruh penginjeksian larutan HNO3 dengan konsentrasi yang variatif (2%, 3%, 4%, 5%, 6%) pada permeabilitas batuan sampel sangatlah efektiv karena pada tiap sampel terjadi perubahan pada permeabilitas sebelum diinjeksi yang berkisar < 5 mD (Padat) menjadi > 100 mD (sangat bagus).