DETAIL KOLEKSI

Perancangan lansekap rekreasi Rawapening Semarang (landscape designing of Rawapening Recreation Semarang)


Oleh : Sarwosri Moertiningsih

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 1999

Pembimbing 1 : Rustam Hakim

Pembimbing 2 : Hernani Barnas

Subyek : Recreation - Designs and plans

Kata Kunci : Baruklinting legend, Rawapening. Semarang.recreation area

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 1999_TA_SAL_08194051_Halaman-Judul.pdf
2. 1999_TA_SAL_08194051_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-2_Studi-Kepustakaan-dan-Penyigihan-Lapangan.pdf
5. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-3_Identifikasi-Potensi-dan-Kendala.pdf
6. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-4_Program-Kebutuhan.pdf
7. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-5_Konsep-Perancangan-Lansekap.pdf
8. 1999_TA_SAL_08194051_Bab-6_Rancangan-Lansekap.pdf
9. 1999_TA_SAL_08194051_Daftar-Pustaka.pdf
10. 1999_TA_SAL_08194051_Lampiran.pdf

S Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia, yang memiliki banyak potensi wisata yang tersebar di seluruh Kabupaten Daerah Tingkat II. Rawapening adalah salah satu potensi wisata yang akan dikembangkan di Semarang. Area rekreasi ini memiliki luas 9 Ha. Pada kawasan rekreasi ini, penulis 'membaca' lansekap kawasan tersebut adalah lansekap sebagai sejarah. Lansekap area rekreasi ini merupakan dokumentasi dari legenda mengenai asal-usul terjadinya Rawapening. Maka tujuan perancangan lansekap ini adalah melestarikan legenda Baruklinting melalui penataan lansekap dengan mengacu pada tema Petualangan dalam Imaji legenda Baruklinting.Kawasan rekreasi Rawapening yang berada di Semarang ini berada pada ketinggian 463 mdpl, dengan kondisi kemiringan 0-5% dan 5-15%. Kondisi kemiringan tersebut merupakan satu potensi ke arah Rawapening dari titik yang menguntungkan. Namun dengan suhu rata-rata 17,5 C pada malam hari dan 32,5 pada siang hari merupakan kendala dalam penataan lansekap area rekreasi ini. Perubahan suhu yang sangat drastis mempengaruhi pemilihan bahan yang akan digunakan.Program pengembangan fungsi ruang luar berdasarkan bangunan eksisting, maka kawasan rekreasi Rawapening direncanakan memiliki berbagai macam fasilitas, yaitu gerbang masuk-keluar, parkir, plaza penerima, taman petualangan Baruklinting, teater terbuka, restauran terbuka, arena bermain anak dan pasar seni, selain itu di kawasan tersebut sudah tersedia fasilitas dermaga perahu dan sepeda air, serta area pemancingan.Konsep dasar perancangan rekreasi Rawapening ini berdasarkan judul, yaitu Lansekap Rekreasi Rawapening dan interpretasi lansekap sebagai sejarah. Dengan melihat tema, tujuan dan potensi serta mempertimbangkan permasalahan perancangan maka muncul konsep dasar. Konsep dasar Lansekap rekreasi Rawapening ini secara garis besar petualangan dan sequence, yang diwujudkan melalui konsep ruang yang mengalir, konsep bentuk berdasarkan tokoh legenda Baruklinting, konsep sirkulasi linier dan radial, konsep vegetasi yang dapat menciptakan suasana alami dan petualangan. Selain itu, fungsi vegetasi juga untuk mempertegas ruang-ruang yang terbentuk, mengarahkan, sebagai pembingkai pemandangan, dan sebagai latar belakang. Konsep sistem jaringan utilitas menggunakan perkerasan alami, dan sistem drainase tidak menggunakan saluran drainase khusus, kecuali pada area-area tertentu yaitu pada zona cottage, area plaza penerima, plaza pengikat dan area restauran terbuka. Area tersebut menggunakan saluran drainase tertutup.

S Semarang is one of the big cities in Indonesia, which has a lot of tourism potential that is spread throughout the District Level II Regions. Rawapening is one of the tourism potentials that will be developed in Semarang. This recreation area has an area of ​​9 hectares. In this recreation area, the writer reads the landscape as history. The landscape of this recreation area is a documentation of the legend regarding the origin of Rawapening. So the purpose of this landscape design is to preserve the Baruklinting legend through landscaping with reference to the theme of Adventure in the Image of the Baruklinting legend.The Rawapening recreation area in Semarang is located at an altitude of 463 masl, with a slope of 0-5% and 5-15%. The slope condition is a potential direction to Rawapening from an advantageous point. However, with an average temperature of 17.5 C at night and 32.5 during the day, it is an obstacle in the landscaping of this recreation area. Temperature changes very drastically affect the selection of materials to be used.The outdoor function development program is based on existing buildings, the Rawapening recreation area is planned to have a variety of facilities, namely entry and exit gates, parking, receiving plazas, Baruklinting adventure park, open-air theater, open-air restaurants, children's playgrounds and art markets, besides that in The area has boat and water bike pier facilities, as well as a fishing area.The basic concept of Rawapening recreation design is based on the title, namely Rawapening Recreation Landscape and the interpretation of the landscape as history. By looking at the themes, objectives and potentials and considering design problems, basic concepts emerge. The basic concept of Rawapening's recreational landscape is an outline of adventure and sequence, which is realized through the concept of flowing space, the concept of shape based on the legendary character Baruklinting, the concept of linear and radial circulation, the concept of vegetation that can create a natural and adventurous atmosphere. Apart from that, the function of vegetation is also to emphasize the spaces that are formed, direct, as a frame of scenery, and as a background. The utility network system concept uses natural pavement, and the drainage system does not use special drainage channels, except in certain areas, namely in the cottage zone, receiving plaza area, binding plaza and open restaurant area. The area uses closed drainage channels.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?