DETAIL KOLEKSI

Penentuan spasi sumur yang optimum studi kasus lapangan coal bed methane "X"

5.0


Oleh : Firdaus Wajdi

Info Katalog

Subyek : Coal mines and mining

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Ratnayu Sitaresmi Hendri

Pembimbing 2 : Muhammad Taufiq Fathaddin

Kata Kunci : spasi sumur optimum, CBM, profil produksi, biaya sumur

Saat ini file hanya dapat diakses dari perpustakaan.

Status : Lengkap

D Dalam tahapan studi pengembangan lapangan CBM, penting menentukan spasi atau jarak antar sumur yang optimum karena akan menentukan jumlah sumur yang dibutuhkan (full-filed development) yang akan berpengaruh terhadap besarnya investasi yang dibutuhkan (biaya sumur total). Spasi sumur juga berpengaruh pada karakteristik produksi sumur CBM (air maupun gas). Spasi sumur kecil akan memberikan puncak produksi gas relatif cepat namun akan beresiko terhadap luas pengurasan sumur yang saling bersinggungan (interference) dan mengakibatkan semakin turunnya kumulatif produksi sumur. Pada kondisi spasi sumur besar, proses dewatering akan lebih panjang sehingga waktu yang dibutuhkan sumur mencapai puncak produksi gas akan semakin lama. Selain menghasilkan produksi gas yang kecil, spasi sumur yang besar juga akan memberikan kumulatif produksi sumur yang kecil. Diyakini terdapat suatu kondisi spasi sumur yang optimum yaitu yang mampu memproduksikan gas dengan laju alir dan kumulatif produksi yang terbaik.Penelitian ini bertujuan mencari spasi sumur yang optimum berdasarkan kondisi lapangan CBM “X” baik ditinjau dari karakteristik reservoir maupun dari fiscal terms yang ada (PSC eksisting WK Sanga-Sanga) yang selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai dasar atau acuan pengembangan lapangan CBM “X”.Spasi sumur CBM optimum dapat ditentukan dengan melakukan simulasi reservoir pada berbagai spasi sumur untuk memprediksi profil produksi yang selanjutnya dievaluasi berdasarkan indikator keekonomian dengan mempertimbangkan biaya sumur. Skenario spasi sumur dibuat dalam 2 (dua) variasi, yaitu berdasarkan besar/kecilnya spasi (acre) dan berdasarkan pendekatan nilai permeabilitas fracture (k). Berdasarkan hasil test di laboratorium dan lapangan, ditemukan adanya fenomena Pressure Dependent Permeability (PdK), sehingga dianggap merepresentasikan kondisi lapangan “X” yang sebenarnya. Untuk membandingkan pengaruh PdK terhadap profil produksi akan diuji pula dengan permeabilitas Non PdK.Berdasarkan hasil running simulasi reservoir dan evaluasi keekonomian bahwa skenario spasi sumur yang memberikan nilai NPV dan IRR terbaik adalah spasi sumur diantara 213 acre dan 320 acre pada base case, 107 acre pada Case 2 dan 320 pada Case 4. Namun ditinjau dari kelayakan proyek, dari hasil skenario yang ada didominasi oleh nilai NPV yang negatif dengan IRR yang kecil (dibawah discount rate 10%) yang menunjukkan kurang menariknya investasi pengusahaan CBM di lapangan “X” sehingga diperlukan upaya perbaikan dengan melakukan sensitifitas kondisi keekonomian antara lain usulan Sliding Scale Gross PSC yang diharapkan mampu memberikan fleksibilitas sesuai dengan karakteristik pengusahaan CBM.

I In the CBM field development study stage, it is important to determine the optimum spacing or distance between wells because it will determine the number of wells needed (full-filed development) which will affect the amount of investment required (total well cost). Well spacing also influences the production characteristics of CBM wells (water and gas). Small well spacing will provide peak gas production relatively quickly but will pose a risk to the area of draining wells that intersect each other (interference) and result in a further decline in cumulative well production. In conditions of large well spacing, the dewatering process will be longer so that the time required for the well to reach peak gas production will be longer. Apart from producing small gas production, large well spacing will also provide a small cumulative well production. It is believed that there is an optimum well spacing condition, namely one that is capable of producing gas with the best flow rate and cumulative production.This research aims to find optimum well spacing based on the conditions of the CBM \"X\" field both in terms of reservoir characteristics and the existing fiscal terms (the existing PSC of the Sanga-Sanga WK) which is then expected to be used as a basis or reference for the development of the CBM \"X\" field.Optimum CBM well spacing can be determined by carrying out reservoir simulations at various well spacings to predict production profiles which are then evaluated based on economic indicators by considering well costs. The well spacing scenario is made in 2 (two) variations, namely based on the size of the spacing (acres) and based on the fracture permeability value (k) approach. Based on test results in the laboratory and field, the Pressure Dependent Permeability (PdK) phenomenon was found, so it is considered to represent the actual conditions of the \"X\" field. To compare the effect of PdK on the production profile, non-PdK permeability will also be tested.Based on the results of running reservoir simulations and economic evaluations, the well spacing scenario that provides the best NPV and IRR values is the well spacing between 213 acres and 320 acres in the base case, 107 acres in Case 2, and 320 in Case 4. However, in terms of project feasibility, the results of the existing scenario are dominated by negative NPV values with a small IRR (below a 10% discount rate), which indicates that investment in CBM exploitation in field \"X\" is less attractive, so that improvement efforts are needed by sensitizing economic conditions, including the Sliding Scale Gross PSC proposal. It is hoped that it will be able to provide flexibility by the characteristics of the CBM business.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?