Pengaruh nyeri kronik dalam penurunan fungsi kognitif
N Nyeri kronik merupakan keluhan yang paling umum yang dirasakan pasien poli saraf di Indonesia, dan dapat terjadi pada usia dewasa dan lansia. derajat nyeri di nilai salah satunya dengan skala penilaian numerik (NRS) adalah skala yang paling sederhana dan paling sering digunakan. Skala numerik paling sering 0 hingga 10, dengan 0 menjadi tanpa rasa sakit dan 10 menjadi rasa sakit terburuk yang bisa dibayangkan. Nyeri di bagi 2 berdasarkan onset yaitu nyeri akut yaitu dengan durasi kurang dari 3 bulan bertindak sebagai reaksi defensive, nyeri kronis dengan durasi 3 bulan atau lebih. beberapa penyakit umum yang sering berkaitan dengan nyeri kronik seperti osteoathritis, rheumatoid athritis, dan fibromyalgia. Nyeri kronik dihubungkan dengan kualitas hidup seseorang dan dampak stressor yang di akibatkan oleh nyeri kronik. Nyeri kronik juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif berupa menurunnya kinerja otak seperti memori, persepsi, fungsi eksekutif, visuospasial dan atensi. Terdapat bukti substansial bahwa nyeri kronik dapat mempengaruhi perubahan kimia dan struktural otak, pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI) telah menunjukkan bahwa ada nya perubahan pada pasien yang menderita nyeri kronis, kepadatan grey matter menurun, terutama di korteks prefrontal dan thalamus. Termasuk area yang terkait dengan respons emosional terhadap nyeri, Anterior Cingulate Cortex (ACC) adalah area otak yang terlibat dalam integrasi dimensi motivasi-afektif dari pengalaman dan berbagai proses kognitif. Subdivisi afektif dari ACC memiliki koneksi ke struktur seperti amigdala, insula anterior, dan korteks orbitofrontal dan telah terlibat dalam modulasi afektif dan respons emosional dan informasi penting. meskipun banyak studi mengatakan nyeri kronik dapat mempengaruhi langsung fungsi kognitif tetapi perlu penelitian lebih lanjut apakah nyeri kronik dapat menjadi substansi tunggal dalam penurunan fungsi kognitif
C Chronic pain is the most common complaint felt by neuroscientific patients in Indonesia, and can occur in adults and the elderly. The degree of pain in the numerical rating scale (NRS) is the simplest and most frequently used scale. The numeric scale is most often 0 to 10, with 0 being painless and 10 being the worst pain imaginable. Pain was divided into 2 based on onset, namely acute pain with a duration of less than 3 months acting as a defensive reaction, chronic pain with a duration of 3 months or more. some common diseases that are often associated with chronic pain such as osteoathritis, rheumatoid arthritis, and fibromyalgia. Chronic pain is associated with a person's quality of life and the impact of stressors on chronic pain. Chronic pain can also affect cognitive function in the form of decreased brain performance such as memory, perception, executive function, visuospatial and attention. There is substantial evidence that chronic pain can affect the chemical and structural changes of the brain, Magnetic resonance imaging (MRI) studies have shown that in patients suffering from chronic pain, the density of gray matter decreases, especially in the prefrontal cortex and thalamus. Including the area associated with emotional response to pain, the Anterior Cingulate Cortex (ACC) is an area of the brain involved in the integration of the motivation-affective dimension of experience and various cognitive processes. The affective subdivision of ACC has connections to structures such as the amygdala, anterior insula, and orbitofrontal cortex and has been involved in affective modulation and emotional responses and important information. Although many studies say chronic pain can directly affect cognitive function, further research is needed whether chronic pain can be the single substance in cognitive decline