Penentuan kegagalan potensial dan usulan perbaikan pada proses welding produk kolom dengan metode failure mode and effect analysis (FMEA) dan knowledge map di PT. Gerbang Sarana
P PT. Gerbang Sarana Baja merupakan perusahaan manufaktur dalam bidang fabrikasi untuk konstruksi steel structure boiler, pressure vessel, heat exchanger, dan column. Penelitian ini dilakukan pada proses produksi kolom. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh penyebab kegagalan potensial dan hasil pemetaan pengetahuan proses perbaikan untuk mengatasi kegagalan pada proses welding. Berdasarkan dari hasil pengamatan langsung, wawancara dengan bagian produksi, dan pengumpulan data, dapat diketahui bahwa kegagalan proses welding sebesar 12,97 %. Untuk mengatasi kegagalan tersebut maka digunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui jenis kegagalan yang terjadi dan penyebabnya, efek yang ditimbulkan, dan kontrol yang dilakukan oleh bagian quality control untuk mengatasi penyebab kegagalan yang terjadi. Yang menjadi prioritas untuk ditanggulangi adalah pada proses welding yaitu terjadi cacat las yang disebabkan oleh kecepatan las terlalu tinggi dengan nilai RPN=360, posisi pengelasan salah dengan nilai RPN=324, dan proses pengelasan yang tidak tepat dengan nilai RPN=315. Selanjutnya terjadi distorsi pada proses assembly yang disebabkan oleh penggunaan sambungan las yang tidak sesuai dengan material dengan nilai RPN=280. Untuk mengurangi terjadinya kegagalan, maka hasil metode FMEA yang memiliki nilai RPN tertinggi akan di terapkan kedalam bentuk knowledge map. Metode knowledge map bertujuan untuk mempermudah operator dan pekerja dalam mengakses pengetahuan, mencari informasi, serta mengambil keputusan tanpa harus berhdungan langsung dengan pakar. Tahap selanjutnya diberikan usulan petbaikan terhadap jenis kegagalan yang naasuk ke dalam interval kelas A. Untuk memperoleh kecepatan las yang optimum, dilakukan perancangan eksperimen dengan kecepatan las sebagai variabel faktor dan cacat las sebagai variabel respon. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan uji ANOVA untuk melihat pengaruh kecepatan las dengan cacat las. Hasil uji ANOVA adalah tolak H0, bahwa kecepatan berpengaruh terhadap cacat las dimana P value (0,005 0,05). Tahap dilakukan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dan tidak berbeda secara signifikan antara kecepatan las 100 mm/menit, 120 mm/menit, dan 140 mm/menit. Dari hasil uji tukey diperoleh kecepatan las 100 mm/menit tidak berbeda secara signifikan sedangkan kecepatan las 120 mm/menit dan 140 mm/menit berbeda secara signifikan. Maka dari itu kecepatan las yang paling optimum adalah 100 mm/menit.. Sedangkan usulan perbaikan yang dapat diberikan pada proses pengelasan yang tidak tepat adalah dengan memberikan Standard Operating Procedure (SOP).
P PT. Gerbang Sarana Baja is a manufacturing company in fabrication field for construction steel structure boiler, pressure vessel, heat exchanger, and column. This research is conducted on the production process of column. The purpose of this research is to obtain the cause of potential failure and the result of mapping the knowledge of the repair process to overcome the failure of the welding process. Based on the results of direct observation, interviews with the production department, and data collection, it can be seen that the failure of welding process is 12.97%. To overcome these failures, the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method is used to determine the types of failures and their causes, effects, and controls performed by the quality control section to address the cause of the failure. The priority to be overcome is the welding process that is caused by welding defect caused by the welding speed is too high with the value of RPN = 360, the wrong welding position with the value of RPN = 324, and the welding process is not exactly with the value of RPN = 315. Further distortion occurs in the assembly process caused by the use of welded joints that are not in accordance with the material with the value of RPN = 280. To reduce the occurrence of failure, then the result FMEA method that has the highest RPN value will be applied into the form of knowledge map. Knowledge map method aims to facilitate operators and workers in accessing knowledge, seek information, and make decisions without having direct contact with experts. The next stage is given proposal for the type of breeding failures that entered into the interval of class A. To obtain optimum welding speed, experimental design done with welding speed as a variable factor and welding defects as a response variable. The first stage is to conduct ANOVA test to see the effect of welding speed with welding defect. ANOVA test results are rejected H0, that the velocity affect the welding defect where P value (0.005 0.05). The Tukey test was performed to determine the significant differences and did not differ significantly between welding speeds of 100 mm / min, 120 mm / min, and 140 mm / min. From the tukey test results obtained welding speed of 100 mm / min did not differ significantly while the welding speed of 120 mm / minute and 140 mm / min differed significantly. Therefore the most optimum welding speed is 100 mm / min. While the proposed improvements that can be given in the process of welding is not appropriate is to provide Standard Operating Procedure (SOP).