Potensi shale gas dengan analisis fasies pada formasi Ngimbang, Daerah Blora, Cekungan Jawa Timur
T Tujuan dari studi analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui interest area dengan analisis wireline log, seismik dan geokimia sehingga diketahui potensi shale gas. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode tidak langsung yaitu mengolah data perekaman bawah permukaan dan selanjutnya melakukan analisis data. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1). Studi literatur dan pengumpulan data. 2). Analisis data: a. Pengkajian geologi dan geofisika. b. Pengkajian sistem shale gas. c. Penulisan tugas akhir. Diperoleh hasil dan dapat disimpulkan: 1). Daerah penelitian secara administratif berlokasi di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Timur. Secara fisiografis, bagian utara dibatas oleh Paparan Kujung dan bagian selatan oleh Zona Kendeng. 2).Penelitian ini menggunakan data wireline log (2 sumur), data seismik (11 line) dan data geokimia (1 sumur). 3). Berdasarkan analisis sikuen stratigrafi terdapat dua sikuen yaitu sikuen 1 yang dibatasi oleh basement pada bagian bawah dan SB-1 pada bagian atas dan sikuen 2 yang dibatasi oleh SB-1 pada bagian bawah dan SB-2 pada bagian atas. 4).Berdasarkan analisis elektrofasies, pada sikuen 1 terdapat 3 fasies (distributary channel, trangressive shelf dan distal deep marine slope) dan sikuen 2 terdapat 5 fasies (swamp, lagoonal carbonate, reef flat, transgressive shelf, storm dominated shelf). 5). Hasil cutoff petrofisika (V-shale dan TOC) menunjukkan terdapat 3 zona target yaitu zona A (transgressive shelf facies) dengan nilai rata-rata v-shale 78% dan TOC 1.9% dan zona B (distal deep marine slope facies) dengan rata-rata v-shale 57% dan TOC 2.04%. Sedangkan zona C (transgressive shelf facies) memiliki rata-rata v-shale 63% dan TOC 1.55% . 6).Berdasarkan analisis seismik pada 11 line diketahui bahwa terdapat struktur inversi berarah TL-BD yang sebelumnya merupakan half graben yang terbentuk pada saat fase rifting. 7).Berdasarkan analisis data geokimia, dari rata-rata nilai TOC pada sikuen 1 dan 2, keduanya memiliki potensial yang cukup baik untuk menghasilkan hidrokarbon. Dari rata-rata nilai HI, sikuen 1 ccenderung menghasilkan mixed oil and gas dan sikuen 2 menghasilkan oil. Berdasarkan nilai vitrinite reflectance (Ro%), kedua sikuen dalam tahap belum matang (immature). Dan berdasarkan nilai Tmax, kedua sikuen masih dalam tahap belum matang (immature). 8).Berdasarkan hasil dari burial history, diketahui pada kedalaman 8.000 ft berada dalam tahap mid mature dan merupakan oil window. Sedangkan kedalaman 11.000 ft berada dalam tahap late mature dan merupakan gas window. 9).Hasil cutoff antara peta struktur kedalaman (depth structure) dengan kedalaman dari tingkat kematangan adalah peta kematangan dari masingmasing sikuen. Hasil overlay dari peta kematangan dengan peta paleogeografi berupa peta sweet spot kedua zona target. Zona C masih dalam tahap immature sehingga tidak dapat dibuat peta sweet spot. 10). Area prospek shale gas pada zona A dan zona B berada pada bagian selatan daerah penelitian. Volume area zona A 506432.00 acree ft dan volume area zona B 719690.40 acree ft.