DETAIL KOLEKSI

Analisis desain perhitungan struktur jalan rel berdasarkan Peraturan Dinas No.10 Indonesia dan Australian Standard

0.5


Oleh : Muhammad Rizal Kurniamansyah

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Indah Sulistyawati

Pembimbing 2 : Widi Kumara, ST, MT.

Subyek : Australian standard;Dynamic load factor;Moment

Kata Kunci : Perhitungan Struktur; Jalan Rel; Peraturan Dinas No.10

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TS_05112064_Halaman-Judul.pdf
2. 2016_TA_TS_05112064_Bab-1.pdf
3. 2016_TA_TS_05112064_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_TS_05112064_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_TS_05112064_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_TS_05112064_Bab-5.pdf

K Kereta api adalah transportasi yang memiliki jalur tersendiri, yang dikenal jalanrel kereta api. Jalan rel kereta api dibagi menjadi dua bagian pada strukturnya,yaitu struktur bagian atas yang terdapat rel, bantalan, dan penambat. Lalu padastruktur bagian bawah terdapat balas, subbalas, tanah dasar dan tanah asli.Terdapat perhitungan desain pada struktur jalan rel tersebut. Di Indonesiaperhitungan desainnya mengacu pada Peraturan Dinas No.10 (PD No.10). Lalu,terdapat standar dari negara lain, salah satunya Australia. Nama standar yangdigunakan dalam negara tersebut ialah berasal dari buku Bureau Of TransportEconomics, yang dapat disebut dengan Australia Standard. Metode yangdigunakan ialah perhitungan gaya dalam (momen) dan tegangan yang terjadi padarel. Data yang digunakan dalam perhitungan ini menggunakan data aktual, datatersebut berupa tipe lokomotif, beban gandar, kecepatan maksimum. Setelahdihitung dari kedua peraturan tersebut dapat dibandingkan. Dari analisis yangberdasarkan perhitungan desain struktur jalan rel kereta api, didapat safety factoryang terbesar dimiliki PD No.10, lalu pada nilai momen metode perhitungan PDNo.10 hanya mengacu pada satu beban gandar, sedangkan Australian Standardmenggunakan superposisi gandar, sehingga metode perhitungan AustralianStandard lebih mendekati kondisi aktual. Pada nilai tegangan, kedua peraturanmemenuhi syarat yang ditentukan peraturan di Indonesia. Jadi, kesimpulannyauntuk mendesain jalan rel perlu diperhatikan safety factor, nilai besaran momen,dan nilai tegangannya.

T The Train is a transportation who have a own way, its called railway. Railway isdivided by two at the structure, there is a top structure its include rail, sleeper andfastener. Then the bottom structure there is a ballast, subballast, subgrade andnatural ground. There is a calculation design for the railway structure. InIndonesia design calculation is based on Peraturan Dinas No.10 (PD No.10).Then, there is another standard from other country, one of them is AustralianStandard, which is based on Bureau Of Transport Economics book. The formulaused at this project is internal force (moment) and stress at the rail. Data used forthis calculation its from the actual data, this data such as a type of locomotif, axleload, and maximum speed. After calculating from both the formula standard thenits compared. From the analysis based on calculation structure design railway, thegood safety factor is in PD No.10, while the biggest moment value is in AustralianStandard. it is because of the Australian Standard using the actual condition at theformula. Meanwhile the value of stress from both calculation its pass fromIndonesian standard. from the difference in both calculation its take effect tostructure design at Indonesia for now. Probably there is a value at not optimalresult for the design.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?