Efektivitas andrographis paniculata, tetrasiklin dan klorheksidin terhadap kesembuhan lesi stomatitis aftosa rekuren (Laporan penilitian)
D Dalam praktik, dokter gigi seringkali menemukan kasus ulserasi yang timbul rekuren pada mukosa mulut. Salah satu kasus rekuren ini adalah stomatitis aftosa rekuren (SAR). Angka prevalensi SAR berkisar 20% dari populasi umum. Andrographis paniculata merupakan tumbuhan yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran karena memiliki sifat antihepatotosik, anti-malarial, anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, anti-cancer, antivirus, antivenom, analgesik dan antipiretik. Pada bidang kedokteran gigi, A. paniculata belum ada dasar ilmiah dalam penggunaan bahan tersebut. Tujuan: untuk mengetahui efek A. paniculata terhadap kesembuhan lesi SAR dibandingkan klorheksidin glukonat dan tetrasiklin sebagai obat kumur. Metode: Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan potong-silang. Subyek sebanyak 15 pasien SAR yang berobat ke RSGM, dibagi ke 3 kelompok perlakuan, yaitu A. paniculata 0,6%, klorheksidin glukonat 0,1% dan tetrasiklin 1,6%. Skor rasa sakit dicatat setiap hari menggunakan VAS. Pemeriksaan lesi oral dilakukan pada hari ke-1, 7 dan 10. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Berdasarkan skor rasa sakit yang diukur sebelum dan selama terapi, dalam tiap kelompok terdapat perbedaan (P=0,066; P=0,043; P=0,039); tetapi tidak ada perbedaan selisih skor rasa sakit sebelum dan selama terapi antar semua kelompok (P=0,255). Tidak terdapat perbedaan durasi kesembuhan antar semua kelompok (P=0,527). Rerata durasi kesembuhan kelompok A. paniculata, klorheksidin glukonat dan tetrasiklin masing-masing adalah 4,6 hari; 6,2 hari; 4,2 hari. Berdasarkan ukuran lesi, tidak ada perbedaan penurunan ukuran lesi dari sebelum terapi sampai kunjungan kedua antar kelompok (P=0,291). Kesimpulan: A. paniculata berpengaruh terhadap kesembuhan lesi SAR setara klorheksidin glukonat dan tetrasiklin.
I In dental practice, some patient often complaints of painful recurrent oral ulceration. One of common oral ulceration is recurrent aphthous stomatitis (RAS). The prevalence of these condition is around 20% in population. Andrographis paniculata is a plant that widely used in the medical field because of several effects such as antihepatoxic, anti-malarial, antiinflammatory, antioxidant, antimicrobial, anti-cancer, antiviral, antivenom, analgesic and antipyretic. In dentistry, these A. paniculata has not been evaluated. Objective: to identify A. paniculata effect on recovery of RAS lesion compared to chlorhexidine gluconate and tetracycline as a mouthwash. Method: this experimental research used cross-sectional design approach. The subjects were 15 patients having episode of RAS from RSGM. Subjects were divided into 3 experimental groups, A. paniculata 0,6%, chlorhexidine gluconate 0,1 %, and tetracycline 1,6%. Pain score was assessed everyday. Ulcer size was measured on day 1, 7 and 10. Data analysis using the KruskalWallis test. Result: There is a difference found in reduction of pain score before and during therapy within each groups (P=0,066; P=0,043; P=0,039); but there was no difference in pain score before and during therapy between groups (P=0,255). There is no difference on duration of healing between all groups (P=0,527). Mean of duration of healing in A. paniculata, chlorhexidine gluconate and tetracycline groups are 4,8 days, 6,2 days, and 4,2 days. Based on the size of the lesion, there was no difference in lesion size reduction from pretreatment to second visit between groups (P=0,291). Conclusion: A. paniculata effect on the healing of RAS lesion similar to chlorhexidine gluconate and tetracycline.\"